JAKARTA – LPG dipastikan tidak akan dihapus ditengah gencarnya program konversi ke kompor listrik. Namun akan dilakukan penyesuaian terhadap penggunaan LPG untuk menekan biaya impor yang mencapai Rp70 triliun setiap tahunnya.

Baca Juga: 300 Ribu Rumah Tangga akan Terima Paket Kompor Listrik

Hal itu disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir yang mengatakan bahwa hanya akan dilakukan penyeimbangan.

“LPG bukan berarti kita harus hapuskan, tidak mungkin. Tapi harus kita seimbangkan,” ungkap Erick dilansir dari CNNIndonesia.com.

Erick menegaskan bahwa pemberlakuan program konversi kompor listrik hanya kepada masyarakat yang berminat seperti rumah tangga yang diisi anak muda. Menurutnya, anak muda menginginkan sesuatu yang sederhana.

“Kalau ada yg berkeinginan mengganti kompor listrik, misalnya anak-anak muda Indonesia, kan anak-anak muda ini enggak mau ribet. Di mana kompor LPG-nya dicolok, ditukar, dibeli, anak muda biasanya nggak mau ribet kan. Nah dengan kompor listrik kan mereka bisa langsung proses,” kata Erick.

Pemerintah berencana akan konversi gas LPG 3 kg ke kompor listrik. Uji coba telah dilakukan di dua kota, Solo dan Denpasar, dengan menyebarluaskan 1.000 paket kompor listrik di masing-masing kota.

Pemerintah juga berencana membagikan paket kompor listrik kepada 300 ribu rumah tangga yang menjadi sasaran tahun ini. Rumah tangga penerima paket kompor listrik ini adalah yang tercatat di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Paket tersebut terdiri dari satu kompor listrik, satu alat masak dan satu Miniature Circuit Breaker (MCB) atau penambah daya khusus untuk kompor listrik.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana menjelaskan harga paket kompor listrik tersebut sekitar Rp1,8 juta, sehingga jika sasarannya 300 ribu rumah tangga, maka anggaran yang dibutuhkan tahun ini sekitar Rp540 miliar.