JAKARTA – 5.000 hingga 6.000 karyawan Kantor Pos di Inggris, Royal Mail dikabarkan akan dipangkas (PHK) pada Agustus tahun depan, buntut akibat perselisihan dengan serikat pekerja.

Baca Juga: Pejabat Polri Penuhi Panggilan Jokowi

Pada Jumat (14/10), perusahaan tersebut menyatakan akan PHK lebih banyak jika rencana pemogokan terus berlanjut.

Komunikasi dan Serikat Pekerja (CWU), yang mewakili 115.000 pekerja pos Royal Mail, sudah mengadakan pemogokan pada September dan awal Oktober, dan telah mengancam dengan jumlah lebih banyak bulan ini dan berikutnya.

“Royal Mail mendesak CWU untuk segera membatalkan aksi mogok yang direncanakan dan menerima tawaran pembicaraan Acas kami untuk segera menemukan penyelesaian atas perselisihan saat ini,” kata perusahaan induk International Distributions Services (IDSI.L) dilansir dari CNNIndonesia.com.

Proposal Royal Mail bulan lalu untuk membawa perselisihan gaji ke arbitrase dan mengubah kebijakannya setelah berbulan-bulan negosiasi yang gagal telah membuat marah CWU.

Royal Mail mengalami kerugian operasional yang disesuaikan sebesar 219 juta poundsterling pada semester pertama tahun ini, termasuk sekitar 70 juta poundsterling dari tiga hari pemogokan pada periode tersebut, dan kerugian untuk tahun ini diperkirakan sekitar 350 juta poundsterling.

Kerugian itu bisa melonjak hingga 450 juta poundsterling tahun ini jika pelanggan terus beralih ke layanan perusahaan lain.

“Kami akan memulai proses konsultasi tentang penyesuaian bisnis sebagai tanggapan atas dampak tindakan industri, keterlambatan dalam memberikan peningkatan produktivitas yang disepakati dan volume paket yang lebih rendah,” katanya.

Perusahaan mengatakan besar kemungkinan ada lebih banyak PHK di Royal Mail jika pemogokan berlangsung selama periode liburan.

“Pengumuman ini menahan pekerja pos untuk tebusan karena mengambil tindakan hukum industrial terhadap pendekatan bisnis yang tidak demi kepentingan pekerja, pelanggan, atau masa depan Royal Mail,” kata Sekretaris Jenderal CWU, Dave Ward.