MAKASSAR – Politeknik Pariwisata Makassar menggelar seremonial Dies Natalis ke-30 pada Senin, (20/09/2021) di Balairung I Wayan Bendhi Kampus Poltekpar. Kegiatan dilakukan secara Hybrid dengan jumlah terbatas dan menerapkan protokol Kesehatan.

Baca Juga : Yayasan Hadji Kalla Bagikan 1.600 Dosis Vaksin di Hari Pertama

Kegiatan seremonial ini sekaligus menutup rangkaian kegiatan Dies Natalis Poltekpar Makassar. Acara dimulai dengan laporan Ketua Panitia Dies Natalis Bapak Nur Salam, S.Sos, M.Pd dilanjutkan Kilas Balik Poltekpar Makassar 1991-2020 yang disampaikan oleh Bapak Dr. Ahmad AB.

Dies Natalis tahun ini mengangkat tema “Tangguh, Inovatif dan Kolaboratif menuju Poltekpar Unggul yang Ber-AKHLAK yang merupakan momentum untuk menguatkan komitmen akan perubahan menuju kemajuan.

Dalam sambutannya, Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ibu Dra. Ni Wayan Giri Adyani, M.Sc., CHE, secara virtual menyampaikan bahwa langkah-langkah yang telah dilakukan Kemenparekraf/Baparekraf untuk menyelamatkan pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Yaitu berpartisipasi aktif dalam mendorong percepatan pelaksanaan vaksinasi baik dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif maupun masyarakat umum hal ini sangat penting untuk mencapai herd immunity masyarakart dan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, penyediaan akomodasi bagi tenaga kesehatan untuk membantu industri baik perhotelan, restoran maupun transportasi,” ujarnya.

Sesmen berharap Poltekpar Makassar sebagai salah satu pendidikan tinggi menjadi garda terdepan untuk menopang kebangkitan bangsa dari krisis dengan menghasilkan SDM Pariwisata agar menjadi agen perubahan sehingga tetap bisa bersaing di dunia Internasional.

Sementara itu, Direktur Akademi Pariwisata Makassar, Drs. I Gusti Putu Laksaguna, CHA, M.Sc, menyampaikan pesan dan kesannya untuk poltekpar.

“Sebelum menjadi Poltekpar periode 1998-2000, kata kolaborasi sangat sesuai itu menandakan bahwa sehebat apapun direktur/ketua ataupun dosen tapi kalau dari tenaga kependidikan dan staf yang lain tidak ada kontribusi yang baik tentunya pendidikan tidak akan berhasil, jadi kolaborasi bukan hanya tulisan yang dibaca tetapi teks yang harus di implementasikan,” kata I Gusti.