JAKARTA – Benjamin Netanyahu kembali mencalonkan sebagai Perdana Menteri pada Pemilu yang digelar pada Selasa (1/11).

Baca Juga: Jokowi Kembali Masuk Daftar Muslim Berpengaruh 2023

Mantan Perdana Menteri tersebut berniat kembali berkuasa sebagai pemimpin koalisi sayap kanan di negara itu.

Diberitakan sebelumnya, Netanyahu untuk pertama kalinya tidak kembali mencalonkan sebagai petahana, dan pada pemilu saat ini ia diperhadapkan dengan Perdana Menteri Yair Lapid untuk merebut kekuasaannya.

Melansir dari CNNIndonesia.com, jajak pendapat terakhir memprediksi blok Netanyahu bakal kekurangan satu kursi dari pesaingnya di parlemen. Hal itu karena rekam jejak korupsi Netanyahu yang persidangannya kini kembali berlanjut.

Menurut survei yang dilakukan oleh Institut Demokrasi Israel (IDI) pada Agustus, seperempat responden mengaku identitas pemimpin partai yang mereka pilih merupakan faktor terpenting kedua untuk meraih suara mereka.

Bila hendak terpilih, Netanyahu disebut harus berkoalisi dengan partai sayap kanan. Dan jika terpilih, ia harus memberikan posisi menteri bagi para pemimpin partai.

Sementara itu, deretan jajak pendapat yang dilakukan oleh Haaretz menyebut blok Netanyahu kemungkinan bisa mencapai 61 kursi untuk memenangkan pemilihan kali ini. Berbeda dengan Lapid yang disebut hanya memperoleh empat hingga lima kursi.

Kumpulan survei lain yang dibuat oleh Joshua Hantman dan Simon Davies, mengungkap blok Netanyahu bakal berhasil melewati 61 kursi dalam enam jajak pendapat dan gagal di sembilan survei lain. Sementara tiga survei terakhir yang dipublikasi pada Jumat menyebut Netanyahu memperoleh 60 kursi dari total 120 kursi parlemen.

Sejauh ini, Netanyahu telah melakukan kampanye di daerah-daerah krusial bagi Likud demi mendapatkan satu atau dua kursi tambahan. Namun, pejabat partai sebelumnya mengklaim ratusan ribu orang di lokasi itu kemungkinan tak akan memilih Netanyahu.