JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengatakan seorang mantan anggota Polres Samarinda, Kalimantan Timur, Ismail Bolong ditekan oleh Brigjen Hendra Kurniawan untuk bicara terkait uang setoran buat Kabareskim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto.

Baca Juga: PLN Sukses Beri Layanan Tanpa Kedip pada PORPROV Sulsel 2022

Mahfud menyampaikan bahwa hal itu dibantah oleh Ismail dan sempat diminta pensiun dini.

“Sudah dibantah sendiri oleh Ismail Bolong. Katanya sih waktu membuatnya Februari 2022 atas tekanan Hendra Kurniawan. Kemudian, Juni dia minta pensiun dini dan dinyatakan pensiun per 1 Juli 2022,” kata Mahfud dilansir dari CNNIndonesia.com.

Mahfud mengaku heran dengan isu mafia tambang yang mencuat kembali. Ia teringat dengan pernyataan Abraham Samad saat masih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Saat itu, Samad menyebut Indonesia bisa bebas utang jika korupsi bidang tambang diberantas. Selain itu, setiap orang Indonesia bisa mendapat Rp20 juta per bulan jika hal itu terwujud.

Mahfud mengaku masih sering menerima laporan soal mafia tambang. Ia berencana menindaklanjuti hal itu bersama KPK.

“Nanti saya akan kordinasi dengan KPK untuk membuka file tentang modus korupsi dan mafia di pertambangan, perikanan, kehutanan, pangan, dan lain-lain,” ujar Mahfud.

Sebelumnya, beredar video Ismail Bolong yang mengaku mengurus tambang-tambang ilegal. Dia berkata meraup uang miliaran rupiah dari hal itu.

Ismail juga mengaku telah berkoordinasi dengan Kabareskim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto terkait hal itu. Namun, belakangan ia mengklarifikasi pernyataan itu.