JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menjadi saksi mantan Menteri Keuangan, Bambang Subianto dalam menghadapi krisis ekonomi 1998 lalu.

Baca Juga: Kapolri Terjun Cek Pengamanan Lokasi KTT G20

Sri menjelaskan Bambang dilantik menjadi Menkeu di tengah gejolak krisis moneter 1998 oleh Presiden ketiga RI, B.J. Habibie. Tugas utamanya kalau itu menangani krisis perbankan yang meluas menjadi krisis ekonomi, sosial dan politik.

Saat krisis itu, Sri masih berstatus sebagai pengamat ekonomi dan mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Namun, Ia bercerita kerap diundang Bambang untuk diskusi soal situasi krisis ekonomi dan keuangan yang begitu kompleks.

Dalam akun Instagram pribadinya @smindrawati, ia mengatakan langkah yang diambil Bambang adalah sejumlah kebijakan yang rumit namun harus diambil untuk menangani gejolak krisis ekonomi Indonesia.

“Pilihan-pilihan kebijakan yang rumit namun harus tetap diambil yang sungguh tidak mudah,  seperti keputusan bailout perbankan, pembentukan BPPN (IBRA), dan berbagai langkah untuk memadamkan krisis yang membakar dan menghancurkan ekonomi Indonesia,” tulis Sri dilansir dari CNNIndonesia.com.

Sri mengatakan dia belajar banyak dari Bambang mengenai penanganan krisis ekonomi dan pelbagai pilihan kebijakan yang sulit.

Meski relatif singkat menjabat Menteri Keuangan, Sri menilai Bambang sebagai sosok yang berjasa meletakkan fondasi reformasi ekonomi dan keuangan Indonesia.

“Seseorang yang memiliki integritas tinggi dan komitmen serta dedikasi dan ketekunan luar biasa untuk menangani persoalan bangsa yang sangat sulit, rumit dan menantang,” kata dia.

Bambang Subianto menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat (4/11) kemarin pukul 16.54 sore di Rumah Sakit Pondok Indah.

Bambang lahir pada 10 Januari 1945. Ia merupakan menteri keuangan pada masa Kabinet Reformasi Pembangunan era Presiden Habibie pada 23 Mei 1998 sampai 20 Oktober 1999. Bambang merupakan ahli kimia. Ia merupakan lulusan Fakultas Teknik Kimia ITB pada 1973 lalu.