JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp15.712 per dolar AS, Senin (21/11) sore. Mata uang Garuda melemah 28,5 poin atau minus 0,18 persen dari perdagangan sebelumnya.

Baca Juga: Diskominfo-SP Sulsel Luncurkan Portal Satu Data Sulsel

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah melemah ke posisi Rp15.707 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

 

Mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah. Tercatat won Korea Selatan melemah 1,12 persen, dolar Singapura minus 0,23 persen, yuan China minus 0,58 persen, dan yen Jepang minus 0,41 persen.

 

Lalu, ringgit Malaysia melemah 0,4 persen, peso Filipina minus 0,17 persen, dan rupee India melemah 0,12 persen. Sedangkan, dolar Hong Kong menguat 0,54 persen.

 

Sementara, mata uang negara maju juga kompak berada di zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,5 persen, franc Swiss minus 0,17 persen, euro Eropa minus 0,55 persen, dolar Kanada minus 0,31 persen, dan dolar Australia minus 0,49 persen.

 

Analis DCFX Futures, Lukman Leong mengatakan rupiah melemah akibat pernyataan beberapa pejabat bank sentral AS (The Fed) yang mendukung kenaikan suku bunga untuk memerangi tingkat inflasi (hawkish).

 

“Investor mengantisipasi risalah pertemuan FMOC Minggu ini di mana kepala The Fed Powell diperkirakan juga akan memberikan sikap sama (hawkish),” ujar Lukman dilansir dari CNNIndonesia.com.

 

Pelemahan juga terjadi di tengah rebound dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi AS.