Takalar – Sentra Pangurangi Takalar dibawah naungan Kementerian Sosial RI memberikan layanan kepada kliennya melalui pendekatan kekeluargaan yang berlokasi di desa Pattopakang, Kecamatan Mangara Bombang, Kabupaten Takalar.

Ronal U Bau selaku Penyusun Laporan Program Rehabilitasi Sosial Sentra Pangurangi Takalar mengatakan metode yang dilakukan pihaknya ini agar para penghuni rehabilitasi tidak merasa terkucilkan.

“Banyak orang yang menganggap bahwa sentra ini sama halnya dengan penjara. Jadi setiap yang masuk disini adalah orang-orang yang bersalah dan diperlakukan militer. Nyatanya tidak seperti itu,” papar Ronald yang ditemui Jumat (2/12) di Takalar.

Ronald mengungkapkan adanya jadwal yang dibuat khusus untuk keluarga yang hendak melakukan kunjungan atau mengunjungi penghuni sentra.

Kunjungan untuk bertatap muka antara penghuni yang akrab disebut “klien” di sentra ini yakni hari jumat disetiap pekannya.

“Hari jumat adalah hari berkunjung untuk para keluarga klien. Tapi rutinitas penghuni tetap dilakukan sesuai jadwal masing-masing,” kata Ronald.

Selain itu, Ronald yang juga diketahui banyak berinteraksi dengan penghuni sentra menjabarkan rutinitas seluruh peserta rehabilitasi
dimulai dari subuh hari.

Setiap pagi, ada rutinitas shalat subuh kemudian membersihkan tempat tidur dilanjutkan terapi fisik. Semua itu punya jadwal yang sudah ditentukan oleh mereka sendiri.

“Jadwalnya bukan kami yang membuatnya, melainkan kesepakatan diantara mereka,” ujarnya.

Sementara, Kepala Sentra Pangurangi Takalar Andi Nur Alam mengatakan keberadaan sentra di Takalar ini mencakup wilayah kerja Kabupaten Bone, Soppeng, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Kepulauan Selayar, Bulukumba dan Sinjai untuk Sulawesi Selatan.

“Bahkan saat ini sudah ada wilayah Papua juga,” katanya.

Alam sapaan akrab kepala sentra ini mengakui cakupan wilayah yang semakin luas ini tidak menyurutkan semangatnya untuk terus melakukan koordinasi kepada warga atau masyarakat.