JAKARTA – Kasus COVID-19 melonjak setelah melalui gelombang kedua yaitu menyentuh puncak pada 15 Juli lalu. Ancaman gelombang ketiga telah mengintai, meski telah berhasil keluar, pemerintah kini nampaknya sudah mengantisipasi hal tersebut.

Baca Juga : Pusat Perbelanjaan Baru Akan Banjiri Jakarta

Kasus penurunan sempat terlihat di bulan April kemudian meningkat di bulan Juli 2021 yaitu 3 bulan setelahnya.

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan masyarakat harus lebih waspada dan lebih disiplin untuk menerapan prokes agar tidak menyusul ke lonjakan ketiga.

“Melihat pola lonjakan kasus di Indonesia yang berselang 3 bulan dari lonjakan di negara lain seperti India, Malaysia, dan Jepang, maka kita harus waspada dan tetap disiplin menjalani protokol kesehatan agar kita tidak menyusul lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan,” Katanya dilansir Kumparan, Selasa (21/9).

Menurut Wiku, lonjakan yang terjadi di dalam negeri akibat faktor yang khas terjadi di indonesia, lonjakan dapat meningkat karena perilaku masyarakat yang memicu kerumunan.

“Umumnya peluang lonjakan dapat meningkat saat libur panjang dan pelaksanaan kegiatan besar masyarakat di dalam negeri. Walau ada gelombang baru di negara lain, namun kita perlu memperhatikan ancaman lonjakan kasus dalam negeri akibat faktor yang khas di temukan di Indonesia,” katanya.

Lanjutnya, masyarakat seringkali berkumpul dan berpergian dihari raya tanpa menerapkan prokes.

“Misalnya tradisi berkumpul dan bepergian saat hari raya yang sering membuat masyarakat abai terhadap protokol kesehatan,” katanya.

Ia menambahkan, meski prediksi sudah dilakukan, kenaikan kasus tersebut bisa dihindari dengan cara antispasi seperti memperkuat penanganan pandemi dan pengendalian masyarakat untuk selalu patuh protokol kesehatan.