JAKARTA- Sejak pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) kembali dilakukan di sekolah telah di temukan klaster baru bermunculan, hal tersebut di tanggapi oleh Pakar epidomologi Universitas Griffith Dicky Budiman ia memberikan saran untuk mengatasi kasus penularan COVID-19 agar tidak semakin meluas. Rabu, (22/9/2021).

Baca Juga : Kasus Covid-19 Melonjak, Gelombang Ketiga Mengintai Beberapa Bulan Lagi

Dicky mengatakan, telah di temukan kasus adanya klaster di dua sekolah perlu adanya langkah yang perlu di ambil yaitu dengan menutup sekolah dan melacak penularan klaster tersebut.

“Sebagai jaring pengaman ketika ditemukan klaster minimal dua kasus di sekolah, ya itu harus ditutup dulu untuk desinfeksi serta penguatan 3T, termasuk melacak ini dari mana (klaster penularan),” katanya dilansir detik.com.

Lanjutnya, untuk kegiatan proses pembelajaran merupakan kewajiban bagi siswa dan kesiapan bagi keluarga siswa, untuk PTM jangan melihatberdasarkan level PPKM atau indikator data lebih dari itu hal yang perlu diperhatikan.

“PR-nya kesiapan keluarga atau kesiapan siswanya adalah hal yang wajib. jadi nggak boleh hanya melihat leveling PPKM saja, nggak boleh melihat data indikator epidemiologi saja, nggak boleh hanya melihat kesiapan sekolah dari infrastrukturnya atau pengurangan kapasitas atau kurikulumnya,” jelas Dicky.

Ia menambahkan, perlu adanya kesiapan pihak orang tua siswa, agar selalu menerapkan protokol kesehatan kepada anaknya dan ikut untuk di vaksin

“Tapi juga kesiapan dari siswa dan orang tuanya. Ya, kesiapan ini adalah paham protokol kesehatan dan orang tua juga mayoritas sudah divaksinasi,” tutupnya.

Di temukan Kasus positif Corona terbanyak berasal dari lingkungan sekolah SD, dengan 6.908 siswa positif COVID-19, Total ada 1.296 yang tercatat per 20 September 2021 telah menjadi klaster baru COVID-19 di masa PTM, ribuan siswa dan guru terkonfirmasi positif COVID-19 saat PTM terbatas yang kembali dilakukan.