MAKASSAR – Pada Desember 2022, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami inflasi sebesar 0,72% (mtm) atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,25% (mtm). Peningkatan bulanan utamanya disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas ekonomi dan permintaan masyarakat pada momen HBKN Natal dan jelang akhir tahun serta adanya gangguan pasokan komoditas. Dengan perkembangan tersebut, keseluruhan tahun 2022 angka inflasi Sulsel tercatat sebesar 5,77% (yoy).

Baca Juga: Gubernur Andi Sudirman Lantik 10 Pejabat Eselon II Pemprov Sulsel

Secara keseluruhan tahun, angka inflasi Sulsel tahun 2022 berada di atas sasaran inflasi nasional yang sebesar 3,0±1%, serta lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi tahun 2021 yang sebesar 2,40% (yoy).

 

Kondisi ini tidak terlepas dari peningkatan harga komoditas dunia akibat dinamika geopolitik global serta adanya kebijakan pengalihan subsidi BBM yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2022. Inflasi tahunan Sulsel terjadi di seluruh kelompok pengeluaran dan terutama bersumber dari kelompok Transportasi; Makanan, Minuman, dan Tembakau; serta Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang memiliki andil inflasi tahunan masing-masing sebesar 1,93%; 1,77%; dan 0,49%.

 

Kelompok Transportasi mengalami inflasi tahunan sebesar 16,72% (yoy) yang dipengaruhi terutama oleh peningkatan harga bensin, kenaikan permintaan tiket pesawat pada momen Natal dan liburan akhir tahun pasca relaksasi pembatasan aktivitas, serta adanya penyesuaian harga tarif batas atas dan batas bawah ojek online di akhir tahun 2022.

 

Inflasi tahunan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang sebesar 5,95% (yoy) terutama dipengaruhi oleh meningkatnya harga telur ayam ras, beras, dan rokok kretek filter. Inflasi lebih tinggi pada kelompok ini tertahan oleh menurunnya harga komoditas cabai rawit, cabai merah, dan daging ayam ras.