ATAMBUA – Patok batas negara antara Republik Indonesia-Timor Leste yang berada di sepanjang wilayah perbatasan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan hilang.

Baca Juga : Sulsel Tempati Posisi 10 Klasemen Sementara PON Papua

Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif 742/SWY, Letnan Kolonel Inf Bayu Sigit Dwi Untoro, mengatakan puluhan patok tersebut hilang dikarenakan faktor alam.

Puluhan lainnya juga nyaril hilang dikarenakan tergerus banjir saat musim hujan.

“Patok-patok kita ada sebanyak 554 patok, dengan kategori 68 patok hilang, kemudian 36 patok yang nyaris akan hilang karena saat ini musim kemarau dan nanti bulau Desember 2021 itu sudah masuk mulai hujan,” kata Letkol Inf Bayu.

Ia menyayangkan karena tidak punya kewenangan untuk memperbaiki patok yang sudah dan nyaris hilang.

“Permasalahan yang mungkin kami hadapi di sini adalah kami tidak ada kewenangan untuk memperbaiki patok. Kemudian juga mungkin selama ini belum ada perbaikan patokan-patokan perbatasan kita. Yang kita khawatirkan akan semakin hilang,” katanya.

Kekhawatirannya ada pada hilangnya patok yang dapat semakin berbahaya karena tidak mengetahui kondisi ke depannya.

Patok tersebut sebagai tanda batas antara kedua negara yang dinyatakan hilang karena faktor alam.

“Jadi ini memang karena faktor alam. Selama ini tidak ada, baik dari Indonesia ataupun Timor Leste yang mengubah posisi patok. Tidak ada,” ujarnya.

Terdapat tiga jenis patok sepanjang wilayah perbatasan. Pertama, karakteristik PBN Darat bergambar bendera indonesia dan Timor Leste. Kedua, Common Border Datum Reference Frame (CBDRF) dan Ketiga, Border Sign Post (BSP).