MAROS – Penemuan kerangka di situs pra sejarah Leang Paningnge Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, Sulsel, saat ini menjadi perbincangan masyarakat akademik secara global. Penemuan ini telah mengubah interpretasi terhadap sejarah evolusi manusia. Berdasarkan hasil penelitian, kerangka tersebut merupakan sosok seorang perempuan berumur sekitar 20-an tahun dan memiliki DNA Denisovan, kerabat dari Ras Austromelanesoid.

Baca Juga: Pemkot Makassar Raih TPAKD Award 2021

Temuan ini tidak terlepas dari semangat dan kerja keras tim peneliti Unhas yang dipimpin oleh Prof. Akin Duli, MA., guru besar Arkeolog Unhas, yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Banyak cerita menarik dari proses hingga temuan kerangka yang diperoleh tim Unhas.

Penemuan kerangka Besse yang merupakan manusia 7.000-8.000 SM oleh Arkeolog Unhas, Prof. Akin Duli

Prof. Akin menjelaskan penelitian ini dimulai pada tahun 2015, melalui kerja sama awal bersama Universiti Sains Malaysia (USM). Tim peneliti melakukan survei dan penggalian pada lokasi yang ditentukan. Kala itu, Prof. Akin menuturkan, pemilihan lokasi galian dipilih berdasarkan laporan masyarakat yang didukung dengan posisi strategis berupa gua yang diapit sungai. Kondisi demikian biasanya menjadi tempat beraktivitas manusia purba.

“Ketika menentukan lokasi galian di gua tersebut, tim memberikan kepercayaan kepada saya untuk memilih titik penggalian. Saya kemudian menunjuk satu titik. Saya katakan ada kerangka di dalam tanah tersebut. Setelah menggali selama tiga hari, ternyata benar ditemukan kerangka manusia,” jelas Prof. Akin.

Berdasarkan identifikasi awal, Prof. Akin mengatakan kerangka manusia tersebut memperlihatkan ciri-ciri perempuan muda. Hal ini sesuai dengan analisis kerangka tengkorak, khususnya pada bagian gigi belakang. Penemuan kerangka tidak langsung diangkat dari galian, karena perlu proses adaptasi atau perlakuan khusus.