Jakarta – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan dianugrahi penghargaan Inovasi di Masa Pandemi dari Kementerian Hukum dan HAM RI.

Penghargaan ini diberikan langsung oleh Menkumham Yasonna Laoly kepada Plt. Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry atas penemuan formula aromatik berbasis eukaliptus dengan nomor paten P00202003578.

Terkait hal ini, Kepala Balitbangtan Fadjri Djufri menyampaikan terimakasih atas diberikannya penghargaan tersebut. Menurut Fadjri, penghargaan ini adalah kado istimewa yang sangat luar biasa atas upaya dan kerja keras jajaran Litbang dalam menciptakan aromatik berbahan eucalyptus.

“Anugerah ini merupakan apresiasi bagi kita dalam berinovasi dan mendaftarkan paten khususnya produk berbasis eukaliptus dalam upaya pengendalian Covid-19,” ujar Fadjri di Graha Pengayoman, Jakarta Selatan, Selasa (26/04/2022).

Fadjri menerangkan, pengembangan formula ini diawali dari pengujian berbagai tumbuhan yang ada di Indonesia. Termasuk tumbuhan eucalyptus. Dari penelitian yang dihasilkan, eukaliptus terpilih untuk dikembangkan lebih lanjut karena mengandung senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol) yang memiliki bioaktivitas dengan beragam manfaat untuk kesehatan.

Bahkan tidak hanya itu, formula berbasis eukaliptus ini juga telah diuji secara klinis. Hasilnya menunjukkan bahwa hasil molekuler docking mampu mengikat Mpro pada virus SARS CoV-2 sehingga sulit bereplikasi.

“Kemudian inovasi ini kami kembangkan hilirisasinya melalui kerja sama lisensi dengan perusahaan swasta. Saya kira ini adalah upaya untuk mempercepat proses pengembangan produk agar bisa digunakan oleh masyarakat,” katanya.

Sebelumnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengapresiasi capaian Balitbangtan dalam mengembangkan inovasi produk berbasis eukaliptus. SYL mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19 jajaran Kementan terus bekerja untuk menghasilkan inovasi.

“Selama dua tahun pandemi, jajaran Kementan tidak berhenti turun ke lapangan dan terus berinovasi karena yang kita urus adalah makannya 273 juta rakyat Indonesia,” katanya.