OPINI – Gender sering kali diidentikkan dengan jenis kelamin (sex), nyatanya gender berbeda dengan jenis kelamin. Gender juga seringkali dipahami sebagai pemberian tuhan atau kodrat ilahi, padahal gender tidak semata-mata demikian.

Gender adalah sebuah istilah yang menunjukkan pembagian peran sosial antara laki-laki dan perempuan dan ini mengacu kepada pemberian ciri emosional dan psikologis yang diharapkan oleh budaya tertentu yang disesuaikan dengan fisik laki-laki dan perempuan. Adapun istilah sex mengacu kepada perbedaan secara biologis dan anatomis antara laki-laki dan perempuan.

Pada dasarnya budaya masyarakat yang membedakan tempat dan kedudukan laki-laki dan perempuan sudah ada sejak dahulu kala. Dikatakan bahwa selamanya laki-laki lah yang berhak berkuasa sedangkan perempuan harus tunduk pada kaum laki-laki. Kaum perempuan zaman dahulu tak pernah menentang hal itu, itulah sebabnya hingga saat ini kaum pria terus merasa menang dan menganggap kaum perempuan selamanya lemah.

Meskipun kaum perempuan saat ini telah mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki, nyatanya masih banyak saja segelintir oknum yang memanfaatkan kelemahan perempuan. Hal yang paling tidak etis adalah saat ini tingkat kejahatan seksual kepada wanita masih saja tinggi, hal ini pun membuktikan bahwa masih banyak orang diluar sana yang menjadikan perempuan sebagai mahkluk lemah dan hanya bisa dipermainkan.

Media massa dianggap faktor yang mempengaruhi terbentuknya ideologi yang kemudian dipahami oleh masyarakat sebagai suatu hal yang lumrah. Memang media massa bukan satu satunya faktor yang berpengaruh, tetapi media massa telah berkembang menjadi agen sosialisasi yang semakin menentukan karena intensitas masyarakat mengkonsumsinya. Hal ini dapat dilihat melalui kepemilikan modal dan produksi media yang selalu berorientasi pada pasar. Bukan saja yang berorientasi pada faktor ekonomi saja namun juga telah menyentuh ranah ideologi, politik, dan kekuasaan yang akhirnya berujung pada penaklukan akan publik.