NTT a- Upaya konservasi dan pemulihan ekonomi sehubungan dengan penerapan tarif masuk baru Rp 3,75 juta ke Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT), per 1 Januari 2023 membawa pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo.

Dibalik berkelanjutannya pariwisata tidak terlepar dari Komunikasi termasuk diskusi yang dinilai sebagai salah satu kunci suksesnya.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, pihaknya membuka peluang masukan dan dialog agar terciptanya diskusi yang efektif.

“Jadi tidak ada lagi yang mendisrupsi operasi pariwisata dan ekonomi kreatif, namun memang harus kita jelaskan secara rinci karena ternyata beberapa isu yang timbul itu karena masalah komunikasi,” jelasnya dalam Weekly Press Briefing secara daring, Senin (15/8/2022).

Ia melanjutkan, dalam pola perbaikan komunikasi publik, semua pihak dinilai mendukung dan memahami apa yang menjadi landasan utama peningkatan aspek kualitas dan berkelanjutan di destinasi wisata tersebut.

“Ternyata, memang dengan komunikasi yang lebih baik kita bisa menyampaikan niat kita sesuai arahan Presiden untuk upaya konservasi dan pemulihan ekonomi dilakukan secara beriringan,” tuturnya.

Sebagai informasi, dilaporkan oleh Kompas.com, Selasa (9/8/2022), tarif masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar di Taman Nasional Komodo yang sebesar Rp 3,75 juta ditunda hingga 1 Januari 2023. Awalnya tarif itu akan diterapkan mulai 1 Agustus 2022.

Penerapan tersebut mengundang tanggapan yang beragam, termasuk protes dari para pelaku wisata setempat.

Sandiaga menjelaskan, penundaan tersebut berdampak positif terhadap pariwisata di Labuan Bajo. Salah satunya juga berkat Festival Golo Koe di Labuan Bajo pada 8-15 Agustus 2022.

“Setelah kita tunda selama seminggu lebih, akhirnya alhamdulilah aktivitas berwisata di Labuan Bajo sudah Kembali normal dan Festival Golo Koe di Labuan Bajo di 8-15 agustus 2022 ini telah menumbuhkan pariwisata,” katanya.