Abd. Adim, SE., M.Ag juga menekankan bahwa 10 Muharram dan bubur Asyura adalah momen penting untuk menjalin silaturahmi, bulan yang dianggap mulia dan diwajibkan lebih banyak melakukan kebaikan, seperti berpuasa dan bersedekah kepada sesama.

Momen ini juga mengingatkan pada sejarah yang mulia, di mana Nabi berhijrah pada bulan Muharram. Bulan ini memiliki berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam.

“Sebelum Muharram, terdapat peristiwa-peristiwa penting. Ini memberikan refleksi kepada masyarakat Banjar untuk bersyukur dan mencontoh nilai-nilai yang luhur,” tambah Abd Adim.

Tradisi bubur Asyura tetap relevan dan penting untuk dilestarikan karena memiliki hubungan erat dengan tradisi keagamaan masyarakat Banjar. Seperti yang dilakukan di Kesultanan Banjar sebelumnya, tradisi ini dimulai dengan pembacaan doa agar mendapatkan berkah dari Allah sebelum bubur tersebut dibagikan untuk disantap bersama.