Makassar, Rakyat News – Salah satu bakal calon Gubernur Sulsel, Nurdin Halid menilai sistem pendidikan yang selama ini diterapkan di Sulsel belum berada pada jalur yang tepat. Hal tersebut turut menjadi evaluasi dalam merumuskan program agar terwujudnya Sulsel Baru.

“Kita perlu menciptakan silabus, sistem pendidikan yang tidak meninggalkan akar budaya masyarakat Sulawesi Selatan yang terus terang saat ini sudah mulai luntur,” ucap NH, Minggu, 17 Desember.

Alumni IKIP Ujung Pandang ini menuturkan, lemahnya penguatan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Sulsel dapat berdampak negatif karena kian memudarnya budi pekerti.

“Yang namanya sipakatau, sipakalebbi, sipatuo sipatokkong, mali siparappe, saling menghargai, saling menghormati, saling menolong itu mulai luntur. Kenapa, karena alam pendidikan yang membuat adat istiadat kita meluntur,” tuturnya.

Padahal, lanjut Ketua Harian Golkar ini, membangun sebuah bangsa yang memiliki karakter sama ddngan membangun suatu peradaban. Sehingga, urgensi penguatan karakter berbasis kearifan lokal tidak bisa diabaikan.

“Perlu kita melakukan revisi kembali terhadap  sistem pendidikan kita, pembangunan manusia Indonesia berbasis karakter. Membangun SDM Sulsel itu berbeda dengan membangun SDM orang Jawa, Sumatera. Tidak bisa digeneralisasi sistem pendidikan kita yang berbasis kearifan lokal, perlu ciri khas,” bebernya.

Sebab hal itulah, pasangan Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar ini memuat pembangunan SDM berbasis kearifan lokal dalam konsepsinya,  Tri Karya Pembangunan.

“Dengan kita membangun sistem pendidikan berbasis kearifan lokal, maka outputnya adalah kita mampu memposisikan diri untuk memahami anatomi Sulsel sehingga mampu mencari jalan keluar terhadap pembangunan yang berdampak pada sumber daya alam maupun sumber daya manusia Sulsel,” cetusnya.

Bersama ratusan profesor, NH-Aziz akan mewujudkan Sulsel Baru dengan penguatan pembangunan berbasis kearifan lokal tersebut. Sebagai andalan profesor, NH-Aziz menjadi Dewan Penasehat Forum Sinergi Aktivis Antar Generasi yang diikuti ratusan guru besar dan akademisi senior dari berbagai perguruan tinggi di Sulsel. Melalui forum tersebut, konsolidasi dan transfer ide akan terus dilakukan demi terwujudnya pembangunan Sulsel lebih baik ke depannya. (****)