Olimpiade Paris 2024 : Carini Mundur, Imane Khelif Jadi Sorotan Isu Gender
RAKYAT NEWS, PARIS – Petinju Aljazair berusia 25 tahun Imane Khelif berhasil mengalahkan Angela Carini, petinju asal Italia, dalam pertandingan tinju wanita kelas 66 kilogram di Olimpiade Paris 2024. Kemenangan tersebut membawanya lolos ke babak perempat final.
Carini memutuskan untuk mundur dari pertarungan dengan alasan tidak kuat menahan sakit akibat pukulan dari Imane.
Keputusan mundur Carini kemudian menuai simpati di kalangan warganet Barat, yang menganggap bahwa Imane seolah dianggap sebagai seorang pria yang bertarung melawan wanita.
Dilansir dari The Guardian, Carini terisak setelah memutuskan untuk menghentikan pertarungan hanya dalam waktu 46 detik setelah pertandingan dimulai.
Khelif merupakan salah satu dari dua petinju yang diizinkan bertanding meski sebelumnya didiskualifikasi dari kejuaraan dunia wanita tahun sebelumnya karena masalah tes gender.
Dalam pertarungan yang berlangsung tegang di North Paris Arena, pukulan pertama dari Khelif menyebabkan luka di dagu Carini, sementara pukulan berikutnya mengenai dagu dan membuat celana Carini berdarah.
Setelah beberapa pukulan, Carini kembali ke sudut ring dengan tangan terangkat, berlutut sambil menangis, dan menolak jabat tangan dari Khelif setelah dinyatakan sebagai pemenang.
Carini mengaku bahwa alasan mundur adalah karena dia merasa menerima pukulan yang terlalu keras sehingga takut hidungnya akan patah.
“Saya patah hati,” kata Carini.
“Saya pergi ke ring untuk menghormati ayah saya. Saya berkali-kali diberitahu bahwa saya adalah seorang pejuang tetapi saya memilih untuk berhenti demi kesehatan saya. Saya belum pernah merasakan pukulan seperti ini.” ujarnya.
Sementara itu, Khelif berharap bisa meraih medali emas di Olimpiade 2024.
“Saya di sini untuk mendapatkan emas,” katanya.
“Saya akan melawan siapa pun, saya akan melawan mereka semua.”
Meskipun memiliki rekor prestasi yang tidak terlalu gemilang, Khelif sebelumnya kalah dari petinju Irlandia, Kellie Harrington, di babak perempat final Olimpiade Tokyo 2020 tanpa adanya kontroversi seputar gender. Namun, kemenangan Khelif kali ini menimbulkan keraguan terhadap gender-nya.
Selain itu, baik Khelif maupun Lin Yu-ting dari Taiwan sebelumnya didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia 2023 di New Delhi, India oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) karena dinilai tidak memenuhi kriteria kelayakan untuk bersaing dalam kategori wanita.
IBA menegaskan bahwa keduanya tidak menjalani tes testosteron namun dinyatakan layak berkompetisi dengan tes tersembunyi lainnya.
IOC yang bertanggung jawab atas pengaturan, keuangan, dan etika dalam tinju di Olimpiade Paris menyatakan bahwa baik Imane Khelif maupun Lin Yu-ting terdaftar sebagai wanita dalam paspor mereka.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan