Toraja, Maatasulsel – Kawasan Luwu Raya dan Toraja tak dipungkiri memiliki potensi sangat tinggi terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Sulsel. Namun potensi tersebut masih dinilai belum digali secara optimal sehingga tidak mencapai hasil maksimal.

Demi mengoptimalkan potensi kawasan lintas kabupaten tersebut, bakal calon Gubernur Sulsel, Nurdin Halid (NH) tengah merancang program agar disiapkan bandara internasional yang berada di daerah tersebut. Selama ini, terdapat empat bandara di kawasan tersebut, tetapi hanya melayani penerbangan lokal.

Keempat bandara tersebut ialah Bandara Lagaligo (Bua) di Luwu, Bandara Andi Djemma di Luwu Utara, Bandara Sorowako di Luwu Timur, dan Bandara Pongtiku di Tana Toraja.

Pasangan Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar ini kemudian memilih Bandara Bua agar kelak dapat dirintis sebagai bandar udara internasional. Dengan demikian, bandar udara tersebut dapat menjadi pintu gerbang utama dalam penyaluran potensi yang terdapat di kawasan Luwu Raya-Toraja.

“Kalau kita mau menjadikan Toraja sebagai salah satu wisata darat dunia, maka kita harus menciptakan lapangan terbang internasional di sekitarnya. Di Toraja, agak sulit karena tidak ada lokasi yang cocok. Jadi, Bua harus jadi bandara internasional, maka akan cepat ke Toraja melalui Luwu,” tutur besan tokoh masyarakat asal Toraja, dr. Fellicita Tallulembang ini, Sabtu (23/12).

Selain potensi pariwisata, Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara juga memiliki potensi lain dari sumber daya alam. Di antaranya, produksi hasil bumi pertanian dan perkebunan berupa kopi dan cokelat. Lebih lanjut, Ketua Dewan Koperasi Indonesia ini menyebut,  potensi besar serupa juga dimiliki oleh Luwu Raya.

“Luwu juga punya prinsip wanua mappatuo naewae alena (negeri yang menghidupi, mampu memberdayakan dirinya sendiri). Faktanya, ada sumber daya cokelat di Luwu, tapi pabriknya ada di Gowa,” beber Ketua Harian Golkar ini. (*)