RAKYAT NEWS, JAKARTA – Masyarakat Jepang tengah melakukan ‘panic buying‘ beras setelah negara mereka menghadapi ancaman global baru-baru ini.

Menurut laporan Channel NewsAsia, persediaan beras di berbagai toko dan supermarket, termasuk di ibu kota, mulai menipis akibat tingginya permintaan warga.

Pemerintah telah mengingatkan agar masyarakat tidak menimbun beras agar tidak terjadi kelangkaan stok.

“Tanaman padi tumbuh dengan baik dan petani di beberapa daerah bisa panen sekitar satu minggu lebih awal dari biasanya. Kekurangan akan diselesaikan secara bertahap,” kata Menteri Pertanian Jepang Tetsushi Sakamoto seperti disiarkan NHK.

Seorang karyawan supermarket Fresco mengungkapkan kepada AFP bahwa pasokan beras mereka hanya setengah dari biasanya akibat panic buying warga. Stok beras di toko mereka pun cepat habis.

Beberapa toko dilaporkan mengalami kekosongan rak berisi beras dan ada batasan pembelian yang diberlakukan.

Belum lama ini, Jepang diguncang oleh gempa bumi berkekuatan 7,1 pada 8 Agustus lalu, menyebabkan kecemasan di kalangan masyarakat. Selain itu, Topan Shanshan juga diprediksi akan melanda wilayah Kyushu secara baru-baru ini.

Selain bencana alam, produksi beras juga turun karena cuaca panas. Permintaan beras meningkat karena jumlah wisatawan asing dan liburan tahunan Obon juga bertambah.

Beras memiliki peran penting dalam budaya Jepang dan telah menjadi makanan pokok masyarakat setempat selama berabad-abad.

Setiap tahun, masyarakat Jepang mengonsumsi sekitar tujuh juta ton beras, menjadikannya makanan pokok terbanyak di negara tersebut.