RAKYAT NEWS, JAKARTA – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam kurangnya akuntabilitas terkait pembunuhan ratusan staf PBB dan pekerja bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza sebagai hal yang tak dapat diterima.

Selama konflik, hampir 300 pekerja bantuan kemanusiaan tewas, dan Guterres menekankan perlunya penyelidikan yang efektif dan pertanggungjawaban atas kematian mereka.

“Apa yang terjadi di Gaza sama sekali tidak dapat diterima,” katanya dalam sebuah wawancara, seperti dikutip Reuters, Kamis (12/9/2024).

“Kami memiliki pengadilan, tetapi kami melihat bahwa keputusan pengadilan tidak dihormati, dan ini adalah semacam limbo akuntabilitas yang sama sekali tidak dapat diterima dan itu juga membutuhkan refleksi serius yang serius,” kata Guterres.

Menjelang pertemuan tahunan para pemimpin negara di Majelis Umum PBB, Guterres menggambarkan tahun sebelumnya sebagai sangat sulit, yang dipenuhi perang di Gaza antara Hamas dan Israel.

Konflik tersebut, yang diklaim menewaskan 1.200 orang menurut Israel, juga melibatkan penyanderaan sekitar 250 orang oleh militan Hamas Palestina.

Selanjutnya, Israel melakukan balasan terhadap Hamas di Gaza, dengan sekitar 41.000 warga Palestina tewas sejak dimulainya perang, menurut sumber kesehatan setempat.

Guterres menyoroti bahwa terdapat “pelanggaran yang sangat dramatis terhadap hukum humaniter internasional dan kurangnya perlindungan efektif terhadap warga sipil.”

Meskipun demikian, militer Israel mengklaim telah mengambil tindakan untuk meminimalkan risiko bagi warga sipil, sementara setidaknya sepertiga dari korban jiwa Palestina di Gaza disebut sebagai militan.

Mereka menuduh Hamas memanfaatkan warga sipil sebagai perisai manusia, klaim yang ditolak oleh Hamas.

Pengadilan tinggi PBB – Pengadilan Internasional – menyatakan pada bulan Juli bahwa pendudukan Israel di wilayah Palestina dan pendirian permukiman di sana adalah ilegal dan harus dihentikan.