Setiap kata yang keluar dari mulut Fajar adalah cerminan dari tekad seorang pemimpin yang paham bahwa perjalanan menuju kursi kepemimpinan bukanlah sprint pendek, melainkan maraton panjang yang memerlukan napas panjang dan komitmen tanpa batas.

Para relawan menyimak dengan seksama, menyerap energi positif yang terpancar dari sosok yang mereka dukung.

Dan ketika pertemuan usai, wajah-wajah itu tak langsung beranjak. Mereka terdiam sejenak, merasakan semangat yang kembali membara, menyatu dalam satu visi, satu misi.

Di balik setiap pandangan mata, ada tekad untuk terus melangkah, menghadap Pilkada yang kian mendekat dengan keyakinan bulat. Ini bukan sekadar tentang Fajar atau Arsyad Kasmar.

Ini tentang Luwu Utara, tentang harapan yang terbangun di antara ribuan langkah kecil yang tak kenal lelah.

Dengan kebersamaan yang semakin kuat, barisan relawan DOZER kembali bergerak. Mereka tak hanya membawa bendera perjuangan, tetapi juga membawa mimpi-mimpi yang tergantung di langit Masamba.

Dan di tengah langkah mereka yang semakin tegap, Muh. Fajar Jabir tetap berdiri di depan, memimpin dengan ketulusan dan keberanian, siap menghadapi tantangan apa pun yang datang menghadang.

Pertemuan di Jumat pagi itu bukanlah akhir. Itu adalah awal dari cerita besar yang siap ditulis, dengan tinta perjuangan yang tak akan pudar oleh waktu.

Sebuah cerita tentang persatuan, tentang keberanian, dan tentang impian besar yang terus diperjuangkan dengan hati. Di bawah bendera DOZER, mereka siap melangkah, satu komando, satu tujuan: membawa Luwu Utara menuju masa depan yang lebih baik.