RAKYAT NEWS, JAKARTA – Pengamat Politik, Jerry Massie menyoroti pentingnya keberadaan menteri dalam kabinet pemerintahan Prabowo yang mewakili berbagai daerah dengan background profesional, akademisi, dan ormas.

Menurut Jerry, setidaknya terdapat 10-12 wakil daerah tersebut di berbagai kementerian. Ia juga menekankan bahwa Prabowo sebaiknya mencontoh pola pengangkatan menteri ala Presiden Soeharto.

“Mengedapankan Aspek expert (keahlian), experiance (pengalaman), capability (kapasitas), smart (kecerdasan), credibility (kredibiltas) dan quality) serta rumus right man and right place,” tutur Jerry.

Jerry menyoroti pentingnya aspek keahlian, pengalaman, kapasitas, kecerdasan, kredibilitas, dan kualitas dalam memilih menteri. Ia juga menekankan pentingnya menggunakan prinsip ‘right man and right place’.

Menurut Jerry, sistem pengangkatan yang adil tidak harus secara merata, namun harus mempertimbangkan dengan cermat kriteria calon menteri di kabinet Indonesia Maju. Ia mengungkap bahwa Partai Gerindra dan Golkar kemungkinan akan memiliki sejumlah besar perwakilan di kabinet.

Jerry merinci bahwa dalam periode sebelumnya, PDIP telah memiliki 8 menteri, yang wajar karena Jokowi merupakan kader partai tersebut.

Untuk kabinet saat ini dengan 44 kementerian, perwakilan partai politik dapat terbagi sebagai berikut: Gerindra 7-9 menteri, Golkar 5-6 menteri, Demokrat 3-4 menteri, Nasdem 2 menteri, PKB 1-2 menteri, PAN 3 menteri, dan jika PDIP ikut, maka kemungkinan akan memiliki 2 menteri.

Jerry juga memberikan contoh menteri ahli ekonomi era Soeharto seperti JB Sumarlin, Ali Whardana, Widjojo Nitisastro, dan lainnya, yang memiliki latar belakang dan keahlian yang sesuai dengan jabatan yang diemban.

Dibandingkan dengan era sebelumnya, Jerry menilai bahwa banyak menteri di era Jokowi kurang kompeten dan tidak menguasai bidangnya, seperti contoh Budi Gunadi dalam bidang kesehatan.

Jerry juga menekankan bahwa syarat bagi Menteri Keuangan adalah menguasai ilmu fiskal, moneter, akuntansi, dan mikroekonomi.

“‘Untuk Menteri Pendidikan sebaiknya seorang penemu, ahli pendidikan, dekan, rektor atau praktisi pendidikan dan sebaiknya lulusan S3 (doktor) atau bergelar profesor. Dia harus paham dunia akademik dan kurikulum serta seluk beluk dunia pendidikan. Kalau bisa IPK-nya di atas 3,5,” ujar Jerry.

Prabowo sebaiknya memilih menteri berdasarkan keahlian dan rasionalitas, bukan berdasarkan pertimbangan pribadi atau emosional.

“Saya kira Prabowi orang yang cerdas, dia pernah mengecap pendidikan di 6 negara, bukan itu saja namun beliau terlahir dari keluarga berpendidikan. Ayahnya seorang guru besar dibidang ekonomi. Barangkali dengan kata lain latar belakangnya terdidik. Seyogianya parpol koalisi KIM Plus  harus mengirim nama-nama menteri sudah diseleksi berdasarkan based competence,” kata dia.

Jerry mengatakan menteri yang mewakili berbagai golongan seperti pemuda dan perempuan juga perlu ada di kabinet.

“Untuk menteri mewakili anak muda perlu juga ada bisa saja 1 menteri, mewakili female atau kalangan perempuan bisa saja 2-3 menteri,” tutur Jerry.