RAKYAT NEWS, MAKASSAR – Ray Suryadi Arsyad, seorang anggota Komisi D DPRD Kota Makassar, menyoroti masalah tingginya angka putus sekolah di tingkat SMP dan SMA di Kota Makassar yang diungkapkan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Makassar.

“Berdasarkan data BPS, pada tahun 2020-2022, terdapat 400 SD, 225 SMP, dan 134 SMA di Makassar. Sementara itu, angka putus sekolah yang dilaporkan mencapai 1.400 siswa berdasarkan data yang dihimpun oleh Laskar Pelangi,” ungkap Ray kepada Herald Sulsel, pada Minggu, 9 Mei 2024.

Menurut Ray, faktor-faktor seperti kondisi ekonomi, lingkungan sosial, dan kurangnya dukungan dari orang tua menjadi penyebab utama dari masalah putus sekolah yang terjadi di Kota Makassar.

“Kondisi ekonomi keluarga kurang mampu seringkali menjadi alasan utama anak terpaksa putus sekolah. Biaya pendidikan yang tinggi seperti uang sekolah, perlengkapan belajar, serta transportasi menjadi beban berat,” ungkap Ray.

Selain itu, lingkungan sosial di mana anak-anak tinggal juga memiliki dampak yang signifikan terhadap motivasi mereka untuk melanjutkan pendidikan. Ray memberikan contoh bahwa lingkungan yang kurang mendukung, seperti teman sebaya yang putus sekolah, dapat memengaruhi keputusan anak untuk ikut serta dalam hal yang sama.

“Dukungan dan perhatian orang tua sangat penting. Banyak kasus di mana orang tua kurang memberikan motivasi dan arahan terkait pentingnya pendidikan, menyebabkan anak kurang termotivasi bersekolah,” imbuhnya.

Ray menekankan pentingnya kerja sama dari semua pihak untuk mengatasi masalah putus sekolah ini, dimulai dari kesadaran orang tua dalam mengutamakan pendidikan anak, hingga masyarakat menciptakan lingkungan yang positif, dan pemerintah menyediakan akses pendidikan yang terjangkau.

Meskipun demikian, Ray mengapresiasi langkah yang diambil oleh Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pendidikan dengan memberikan bantuan pendidikan gratis kepada siswa di tingkat SD dan SMP. Harapannya adalah agar bantuan serupa juga diberikan kepada siswa di tingkat SMA/SMK guna mengatasi faktor ekonomi yang menjadi penyebab utama putus sekolah.