“Jika saya menjadi bupati, saya adalah bupatinya petani, bupatinya orang susah, bupatinya masyarakat Luwu Utara,” tambahnya.

Kata-katanya adalah janji yang lahir dari pengalaman panjang, dari keinginan yang tulus untuk mengangkat kehidupan masyarakat Luwu Utara.

Dalam orasinya, Arsyad tak lupa memperkenalkan pasangannya, Muh Fajar Jabir, seorang pemuda visioner yang berbagi visi besar untuk Luwu Utara.

“Kami datang bukan untuk sekadar janji, tetapi untuk bekerja nyata. Kami hadir bukan untuk status quo, tetapi untuk kemajuan dan kemandirian,” ujarnya.

Arsyad memahami betul bahwa masyarakat Kalitata sebagian besar adalah petani yang masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah. Banyak di antara mereka yang terjebak dalam siklus kesulitan hidup, dan Arsyad siap berdiri di garis depan untuk memperjuangkan nasib mereka.

“Jika saya menjadi bupati, saya akan menempatkan orang-orang yang kompetitif di bidangnya masing-masing, bukan karena hubungan keluarga atau golongan,” imbuhnya.

Arsyad memang telah banyak berbuat untuk Luwu Utara sebelum ini. Bibit sawit yang ia bagikan, rumah ibadah yang ia bangun, hingga lahan yang dihibahkan untuk kepentingan masyarakat, semuanya menjadi bukti nyata kecintaannya pada tanah kelahirannya.

Namun bagi Arsyad, semua itu belum cukup, mengingat ini adalah keempat kalinya bagi ia mengikuti pilkada di Luwu Utara, dan tentu ada impian yang telah lama dirinya, yakni mengabdi sepenuhnya untuk Lutra.

“Saya maju untuk keempat kalinya bukan karena saya mengejar kekuasaan, tetapi karena impian saya belum tercapai, saya ingin mengabdi sepenuhnya untuk Luwu Utara,” jelasnya.

Anggota DPRD Luwu Utara dari PAN, Muh Ibrahim, menegaskan bahwa hanya pasangan AKAR yang mampu memberikan solusi bagi persoalan masyarakat Malangke dan Malangke Barat.

“Mereka adalah pasangan yang membawa harapan, pasangan yang siap bekerja untuk rakyat,” kata Ibrahim, menyatukan keyakinan semua yang hadir.