RAKYAT NEWS, JAKARTA – CEO JPMorgan Jamie Dimon menyatakan bahwa dunia telah masuk ke dalam fase awal Perang Dunia 3 (PD 3). Hal ini disampaikannya dalam pidato di Institut Keuangan Internasional pada Selasa (29/10/2024).

Menurut Dimon, konflik di Ukraina dan Timur Tengah telah menjadi pemicu PD3. Ia sebelumnya menyebut Rusia, Korea Utara, dan Iran sebagai ‘poros jahat’ yang, bersama China, diyakininya akan merugikan lembaga seperti NATO.

“Dan mereka berbicara tentang melakukannya sekarang. Mereka tidak berbicara tentang menunggu 20 tahun. Jadi, risiko ini luar biasa jika Anda membaca sejarah,” ungkapnya.

“PD 3 telah dimulai. Pertempuran di lapangan telah dikoordinasikan di banyak negara.” lanjutnya.

Ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat terus meningkat akibat perang Ukraina. Amerika Serikat bersama sekutunya di Eropa memberikan dukungan senjata kepada Ukraina serta memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Situasi ini juga memunculkan retorika nuklir antara kedua negara tersebut. Pejabat Rusia telah mengancam serangan nuklir terhadap Barat.

Di Timur Tengah, perang antara Israel dan milisi Palestina, Hamas, yang dimulai pada 7 Oktober 2023, telah melibatkan Iran dan memperluas konflik ke Lebanon.

Selain itu, ketegangan juga terjadi di wilayah Asia, terutama terkait dengan Taiwan serta sengketa di Laut China Selatan dan Laut China Timur yang melibatkan China dalam eskalasi konflik.

Dimon mengingatkan Amerika Serikat untuk tidak membiarkan peristiwa global berlangsung tanpa intervensi. Ia menekankan pentingnya keterlibatan dalam menyelesaikan masalah yang ada.

Dimon mengakui kemungkinan ancaman PD 3 bisa berkurang seiring berjalannya waktu, tetapi ia tetap menyatakan bahwa konsekuensinya bisa mengerikan jika situasi terus memburuk.

Profesor ilmu politik di Ohio State University, Paul Beck, merespons pernyataan Dimon dengan mengakui beberapa kebenaran dalam klaim tersebut. Beck menunjukkan bahwa situasi geopolitik dunia bisa berubah kapan saja.

“Yang harus kita pikirkan adalah kita tidak boleh mengambil risiko bahwa masalah ini akan selesai dengan sendirinya. Kita harus memastikan bahwa kita terlibat dalam melakukan hal yang benar untuk menyelesaikannya dengan benar,” tambahnya.

Beck mengatakan bahwa meskipun PD3 bisa menjadi ancaman, mereka harus berperan aktif dalam menyelesaikan konflik saat ini untuk mencegah eskalasi yang lebih buruk.

“Saya berbicara tentang risiko bagi kita jika keadaan menjadi buruk. Kita menjalankan skenario yang akan mengejutkan Anda. Saya bahkan tidak ingin menyebutkannya.”

Dimon menyatakan bahwa sementara kemungkinan penurunan ancaman PD3 ada, namun implikasinya bisa sangat buruk jika situasinya terus memburuk.

Beck menekankan bahwa meskipun bertahan damai setelah Perang Dingin, hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia masih rentan terhadap perubahan.

“Sekarang keadaan tampaknya memanas lagi dengan Rusia atas Ukraina dan upaya Rusia untuk memengaruhi pemilihan umum Amerika,” kata Beck kepada Newsweek.

Beck juga menyoroti ‘perang dingin’ antara Iran dan Israel serta ancaman Cina terhadap Taiwan sebagai peristiwa yang memanaskan geopolitik global dan bahwa situasi saat ini bisa menjadi awal dari PD 3.

“Dan tentu saja ada ‘perang dingin’ yang terus berlanjut dengan Iran, yang sedang memanas karena Israel, dan ancaman Cina terhadap Taiwan. Mungkin ini adalah awal dari PD 3 meskipun saya belum siap untuk mengakui tonggak sejarah itu.”