Menurut Sirajuddin, jika pembangunan tidak diawasi dengan baik, maka korupsi dan penyimpangan akan menjadi masalah serius yang dapat merugikan keuangan daerah dan menyebabkan negara bangkrut.

“Kami juga meminta kepada pasangan BESTI agar pengawasan program yang berjalan ketika menjadi Bupati, diperketat agar anggaran tersebut tidak sia-sia dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat,” ujarnya.

Di sisi lain, Jumaati mempertanyakan masalah banjir yang disebabkan oleh pendangkalan di muara sungai Matakali, yang menurutnya memerlukan pengerukan dan pengangkatan sedimen sungai.

Menyikapi hal tersebut, Bebas Manggazali menjelaskan bahwa alasan dirinya maju sebagai calon bupati adalah untuk berkontribusi dalam memperbaiki tata kelola pemerintahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Polman bersama Siti Rahmawati.

”Saya pernah jadi Pimpro irigasi sungai di Balai, saya ada banyak teman di sana. Segala aspirasi bapak dan ibu telah saya catat. BESTI siap mengabdikan diri demi daerah tercinta kita,” ucap Bebas.

Dalam hal korupsi, Bebas menegaskan bahwa dalam program visi misi Besti, sudah ada langkah-langkah terkait pencegahan korupsi.

“Menjadi bupati itu bukan rejeki, tetapi itu amanah rakyat. Sehingga, 30 tahun jadi abdi masyarakat, belum pernah tersandung kasus, karena tugas sebagai abdi masyarakat itu amanah yang harus dijalankan,” tegas Bebas.

“Insyaallah ketika jadi bupati, pengawasan akan diperketat dan saya juga akan mengajak masyarakat langsung mengawasi program pemerintah. Karena, program itu diambil dari pajak rakyat, sehingga sasarannya juga harus kembali ke masyarakat,” tutupnya.