Makassar, Rakyat News – Saat para kandidat calon kepala daerah dalam Pilkada Serentak se-Sulawesi Selatan (Sulsel) mengikuti pemeriksaan kesehatan di RSUP Wahidin Sudirohusodo, aksi saling serang terkait isu adanya kandidat yang tidak sehat dan tidak siap mengikuti Pilkada tetap ramai.

Seperti isu terkait penyakit kanker pita suara yang diidap kandidat calon Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah. Terkait serangan pada dirinya, Bupati Bantaeng dua periode ini menanggapi santai dan meminta pelaku penyebar isu tersebut memohon ampun pada Allah.

Prof Nurdin beranggapan, kubu lawannya tidak punya bahan lain lagi untuk mengorek-orek kelemahan tentang dirinya selain isu penyakit di saat bersamaan dengan tes kesehatan para kandidat.

“Coba lihat saya sakit tidak, saya bolak-balik ke mana-mana, kalau sakit itu tidur di rumah. Saya sudah tahu pelaku yang sebar informasi itu, tidak perlu upaya hukum, suruh saja dia Istigfar, kita kan tidak tahu siapa nanti jadi gubernur, saya alumni Jepang, dokter-dokter kan banyak alumni Jepang, saya kan Ketua Persada (Persaudaraan Alumni Dari Jepang) jadi saya tahu siapa yang korek-korek saya,” ujar Prof Nurdin usai mengikuti Psikotes di RSUP Wahidin, Sabtu (12/1/2018).

Prof Nurdin juga berharap para kandidat mengedepankan kompetisi sehat dan tidak saling menjatuhkan dengan isu yang tidak benar. Sebab di mata Guru Besar Fak. Kehutanan Universitas Hasanuddin ini, Pilkada Gubernur Sulsel juga menjadi acuan kesuksesan proses kontestasi demokrasi tanah air.

“Kita tidak boleh saling mengumbar aib, saling menjelek-jelekkan, kita harus saling mengangkat, harus sipakalebbi dan sipakatau menjadi acuan, bukan sekadar hanya merebut kekuasaan, orang di luar melihat Sulsel akan ber-Pilkada, kalau semua saling menjelek-jelekkan, orang luar mengatakan tidak ada figur yang bagus di Sulsel, idealnya kita saling mengangkat, menjual gagasan, ide untuk membangun Sulsel, jangan masing-masing aib disebar, tidak ada orang sempurna,” pungkas Bakal Cagub yang didukung PDIP, PAN dan PKS ini.

Prof Nurdin dan wakilnya, serta para kandidat lainnya telah mengikuti tahapan pemeriksaan kesehatan selama 3 hari berturut-turut, mulai dari tes penyalahgunaan Narkoba, tes fisik oleh tim medis IDI Sulsel (*)