RAKYAT.NEWS, JAKARTAJusuf Kalla (JK) memberi apresiasi tinggi atas rencana pembangunan Gedung Perkuliahan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin di Tamalanrea.

“Buatlah gedung yang efisien, simpel, modern dan fungsional,” kata Wapres RI ke-10 dan 12 itu di kediaman JK di Jl Brawijaya, Jakarta Selatan (Rabu 20 November) saat menerima laporan dari Dekan FEB Unhas Prof Rahman Kadir.

Dekan didampingi Wakil Dekan II Prof Arifuddin Mannan dan dosen muda Dr Amelia Harahap memaparkan latar belakang pembangunan gedung baru FEB.

“Saat ini FEB Unhas punya 3 lokasi kampus. Dua di Tamalanrea dan satu lagi di kampus Baraya. Dari sisi biaya, sangat tidak efisien. Belum lagi dari sisi lelahnya dosen dan mahasiswa, harus bolak-balik antara tiga kampus dengan kondisi kemacetan kota Makassar yang makin parah,” papar Prof Rahman.

Kehadiran pimpinan FEB di Jakarta, turut pula didukung oleh pengurus PP Ikatan Alumni Ekonomi (Ikafe) Unhas yang berada di Jakarta. Yaitu Dr Hendra Noor Saleh (ketua umum), Moh Suaib Mappasila (Sekjen) dan sejumlah pengurus teras lainnya yang juga jadi figur sukses di ibukota.

Sebut saja Dr Fankar Umran (Direktur Utama BUMN Askrindo), Arjuna Sakir (Anggota DPR RI yang baru dilantik), Andi Muhammad Sadat, PhD (Ketua Prodi UNJ) dan Lisa JK yang merupakan putri tertua JK.

Figur JK tak lepas dari dinamika Universitas Hasanuddin sejak setengah abad lampau. Lahir di Watampone, 15 Mei 1942 dan menyelesailan studi di FE Unhas pada tahun 1967, sosoknya selalu menjadi tokoh sentral untuk dimintai pandangan oleh para alumnus dari generasi ke generasi.

“Jangan lupa, usia fakultas ekonomi (79 tahun) lebih tua dari Unhas sendiri di Makassar karena status awal adalah bagian dari  Universitas Indonesia yang membagi fakultas ke beberapa daerah,” kenang JK yang larut dalam suasana nostalgia.

Dukungan JK tak berhenti sampai di situ. Ia langsung menyatakan kesiapannya hadir saat peletakan batu pertama pada Sabtu 23 November 2024 mendatang di kampus Tamalanrea.

JK mengapresiasi bahwa desain yang dirancang oleh arsitek Unhas sendiri, sesuai tuntutan zaman yang mengutamakan modernitas, minimalis dan fungsional.

“Kampus itu harus berpandangan ke depan. Memenuhi kebutuhan generasi mendatang. Coba lihat kampus di luar negeri, tidak berorientasi masa lalu. Berbeda bila mau membangun museum. Silakan menampilkan unsur adat dan kejayaan masa lalu,” pesan ayah 5 anak ini.

Harapan itu disanggupi Prof Rahman Kadir. Ia menyatakan kebutuhan dana pembangunan, ditaksir sekitar Rp 60 M.

“Uang FEB saat ini ada sekitar Rp 27 M. Sisanya kita harapkan dukungan dari alumni yang banyak tersebar di berbagai kota dan bahkan negara lain. Membangun sarana pendidikan, Insya Allah bagian dari amal jariyah,” kata dekan FEB Unhas yang dulu masuk kuliah tahun 1982.

Selain bangunan fisik, dialog akrab antara senior-junior juga membahas aspek pendidikan dan peran alumni.

“FEB harus membuka diri dengan dosen tamu dari alumni yang memang kapabel di bidangnya. Supaya mahasiswa  lebih paham gambaran dunia kerja nanti,” imbau JK.

Menanggapi harapan itu, DR. Hendra Noor Saleh, Ketua Umum Ikafe Unhas menyatakan kesiapan untuk menggalang dan meminta kesediaan alumni untuk masuk kampus sebagai dosen tamu.

“Tersebar alumni FEB Unhas di berbagai bidang pekerjaan dan  banyak yang sukses. Mereka siap giving back untuk almamater,” sebut Hendra yang menyebut beberapa contoh alumni yang jadi top eksekutif di BUMN, Perbankan, OJK, Pengusaha, pendidikan, DPR, media dan dunia usaha lain.

Silaturahmi diakhiri dengan sholat maghrib bersama, dan JK membagikan sejumlah buku keren kepada setiap tamunya.