RAKYAT NEWS, JAKARTA – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas) menyatakan bahwa banyak generasi Z kehilangan pekerjaan karena kurangnya keterampilan soft skill.

Pernyataan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Amich Alhumami Ph. D.

“Beberapa kali viral itu yang gen-z banyak di lay off (pecat) karena soft skillnya lemah,” kata Amich, dikutip dari detiknews, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2024).

Menurut Amich, banyak penelitian membuktikan bahwa keterampilan soft skill memainkan peran penting dalam kesuksesan seseorang di pasar kerja. Di sisi lain, keterampilan hard skill hanya berfokus pada keahlian khusus seseorang.

Amich menjelaskan bahwa keterampilan hard skill biasanya diperoleh oleh lulusan perguruan tinggi selama masa kuliah. Setiap bidang ilmu akan menyediakan bekal hard skill kepada para lulusannya.

Sementara itu, keterampilan soft skill tidak demikian. Keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui berbagai cara, baik itu melalui pendidikan formal maupun pengalaman lain yang membentuk kepribadian seseorang, seperti aktif dalam organisasi dan berbagai kegiatan lainnya selama kuliah.

“Hal yang amat sangat dominan berpengaruh pada keberhasilan mereka terutama (untuk bisa) beradaptasi di dunia kerja adalah soft skills,” imbuh Amich.

Amich juga menyebutkan bahwa di dunia kerja terdapat kerangka keterampilan soft skill yang dikenal sebagai 4C, yaitu Critical Thinking (berpikir kritis), Creativity (kreativitas), Communication (berkomunikasi), Collaboration (kerjasama).

Implementasi keterampilan soft skill 4C ini memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan memiliki keterampilan hard skill saja. Hal ini karena dalam lingkungan kerja, seseorang tidak hanya berinteraksi sebagai individu tetapi juga sebagai bagian dari sebuah tim.

“(4C) itu menentukan karena ketika orang lulus masuk pasar kerja (ia akan) bekerja sebagai kelompok, sebagai tim,” kata dia.

YouTube player