RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), dan PT Smart Telecom (SmartTel) telah menyetujui untuk melakukan merger dengan total nilai sekitar US$ 6,5 miliar atau sekitar Rp104 triliun sebelum sinergi.

Merger ini akan menciptakan perusahaan telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart). Dikatakan bahwa merger ini akan menggabungkan dua perusahaan yang saling melengkapi dalam melayani pasar telekomunikasi Indonesia.

CEO Grup Axiata Group, Vivek Sood, menyebutkan bahwa merger ini merupakan langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi digital untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur di Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan cakupan layanan, menawarkan beragam produk, dan memperbaiki kualitas jaringan.

“Kami sangat yakin bahwa konsolidasi industri ini membuka jalan bagi Indonesia dan ASEAN yang lebih terkoneksi, serta membantu mengurai permasalahan kesenjangan digital dalam menciptakan masa depan yang inklusif bagi seluruh komunitas maupun bisnis agar dapat berkembang,” kata dalam keterangan resminya, Rabu (11/12).

PT XL Axiata akan tetap berdiri sendiri, sementara Smartfren dan SmartTel akan bergabung ke dalam XLSmart. Axiata Group Berhad dan Sinar Mas akan menjadi pemegang saham utama dengan masing-masing memiliki 34,8% saham XLSmart.

“Axiata memiliki keahlian dalam mengeksekusi merger yang sukses dan memberikan nilai bagi para pemegang saham, dan kami bersemangat membawa keahlian ini ke XLSmart, menggabungkan dua bisnis yang saling melengkapi untuk menciptakan perusahaan telekomunikasi yang memiliki posisi unik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang di seluruh segmen utama,” jelas Vivek.

Pasca-merger, Axiata diharapkan menerima hingga US$ 475 juta. Pemerataan kepemilikan saham ini diharapkan dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham dan sebagian hasilnya akan diinvestasikan untuk pertumbuhan masa depan.

Ketua Sinar Mas Telecommunication and Technology, Franky Oesman Widjaja, menyatakan bahwa penggabungan ini merupakan langkah penting untuk memberikan manfaat besar kepada semua pihak melalui layanan unggulan, konektivitas digital, dan inovasi. Hal ini juga didorong untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mempercepat transformasi digital.

“Hal ini sejalan dengan prinsip bersatu untuk tujuan bersama yang lebih besar; seperti kata pepatah, ‘If you want to go fast, you go alone; if we want to go far, we go together’. Di Sinar Mas, kami selalu mengatakan, ‘Together, we go far, fast, and beyond’. Hal ini lah yang akan memberi nilai tambah bagi seluruh pelanggan dan karyawan, serta ikut mendukung upaya digitalisasi yang dijalankan oleh Pemerintah Indonesia,” jelasnya.

Merger ini juga diharapkan menghasilkan sinergi biaya yang signifikan sebesar US$ 300-400 juta dan akan memperluas jaringan serta melakukan optimalisasi sumber daya.

Direktur Utama XL Axiata, Dian Siswarini, menyatakan bahwa merger ini memberikan komitmen untuk memperkuat ekonomi digital dan menjembatani kesenjangan digital di Indonesia. Sementara itu, Direktur Utama Smartfren, Merza Fachys, menambahkan bahwa merger ini akan memperkuat kontribusi terhadap ambisi digital Indonesia.

“Dengan visi yang sama dan kerja kolektif, kami yakin untuk mampu memberikan manfaat kepada para pemegang saham, mendukung aspirasi kemajuan teknologi Indonesia, dan menciptakan sebuah standar baru industri telekomunikasi,” sebutnya.

Rencana merger telah disetujui oleh dewan direksi ketiga perusahaan tersebut dan menunggu persetujuan dari regulator dan pemegang saham serta ketentuan penutupan tertentu. Harapannya, proses merger dapat selesai pada paruh pertama tahun 2025.

“Kami percaya melalui XLSmart, kita mampu melanjutkan komitmen bersama kepada pelanggan dan komunitas di seluruh Indonesia. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada perkenan Pemerintah Indonesia yang memungkinkan merger terlaksana,” tambah Merza Fachys.

Selama proses integrasi, semua pihak terlibat berkomitmen untuk memastikan transisi yang lancar bagi karyawan, pelanggan, dan mitra. Berbagai bank seperti CIMB, J.P. Morgan, Deutsche Bank, Maybank, dan Citibank terlibat sebagai penasihat keuangan dalam proses merger ini.

YouTube player