Depok | Rakyat.News – Jemaat Gereja Pantekosta Serikat di Indonesia (GPSDI) Imanuel Meruyung menyambut Natal 2024, dengan membuat hiasan lampu Pohon Natal ukuran besar di jalan Gereja Napoleon Belokksingkuk GPSDI Imanuel Meruyung Depok.

Pdt Yusak SM Somba.SE, SH mengatakan, bahwa bulan Desember menjadi bulan istimewa bagi umat Nasrani untuk menumbuhkan suasana Natal ditengah-tengah lingkungan masyarakat warga Jemaat GPSDI Imanuel Maruyung Kota Depok.

“Dalam Natal kali ini kita harus bisa memanfaatkan kesempatan di bulan Desember dengan membuat beberapa kegiatan, salah satunya dengan cara membuat Pohon Natal ukuran besar, dan memasang hiasan lampu-lampu Natal di sepanjang jalan GPSDI Imanuel Maruyung, dan sampai Hari Raya Iedul Fitri pun hiasan lampu – lampu jalan ini pun akan tetap akan kita buat sebagai bentuk rasa toleransi antar umat beragama”, ucap Pdt Yusak, Minggu 14/12/2024.

“Hidup rukun dan penuh kasih sayang adalah kewajiban yang merupakan wujud ajaran Tuhan kepada umat manusia. Oleh karena itu, sudah sepatutnya umat beriman mampu memaknai dan mengimplementasikan kasih serta pesan Natal diantara sesama umat manusia di tengah keberagaman bangsa Indonesia”, terangnya.

Lebih jauh Pdt Yusak mengungkapkan, bahwa terlepas dari makna religiusnya, tradisi menghias dan membuat pohon Natal di Indonesia sendiri sangat kental dengan akulturasi budaya lokal yang unik.

“Pohon Natal memiliki beragam simbolisme, dari sudut pandang Kristen, pohon ini melambangkan kehidupan yang abadi melalui Kristus. Bagi beberapa budaya, pohon Natal juga merupakan simbol kehidupan, harapan, dan kesuburan”, ungkap Pdt Yusak.

“Meskipun hiasan pohon Natal lebih dikenal sebagai tradisi umum, bagi umat Kristen Protestan, pohon Natal memiliki makna yang lebih dalam. Biasanya, pohon Natal dihiasi dengan ornamen seperti bola warna-warni, bintang di puncak pohon, serta lampu-lampu yang bersinar terang”, lanjutnya.

“Kemudian, bintang yang diletakkan di puncak pohon melambangkan bintang Betlehem yang menuntun para majus kepada kelahiran Yesus. Dalam tradisi Protestan, pohon Natal juga melambangkan kehidupan yang kekal, dengan pohon selalu hijau sepanjang tahun”, pungkas Pdt Yusak.

Diketahui, pada tahun 1800-an, ada dua kebiasaan baru yang dilakukan pada hari Natal, yaitu menghias pohon Natal dan mengirimkan kartu kepada sanak saudara dan teman-teman. Di Amerika Serikat, Santa Claus (Sinterklas) menggantikan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Sejak tahun 1900-an, perayaan Natal menjadi semakin penting untuk berbagai bisnis.(Arifin)