RAKYAT NEWS, JAKARTA – Otoritas Korea Selatan (Korsel) sedang menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang. Terungkap bahwa pesawat tersebut pernah mengalami insiden pada tahun 2021.

Pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan pada Minggu (29/12/2024) setelah mendapat peringatan bird strike dari menara kontrol.

Pesawat tersebut kemudian melakukan pendaratan darurat tanpa roda setelah memicu panggilan darurat, menabrak pembatas, dan terbakar. Kecelakaan ini menewaskan 179 penumpang kecuali dua pramugari.

Meskipun diduga ada kegagalan pada sistem roda pendaratan, penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan. Kotak hitam pesawat telah ditemukan dan sedang dianalisis.

Salah satu kotak hitam yang berisi flight data recorder (FDR) dilaporkan rusak. Korsel sedang berupaya untuk mengambil data dari FDR tersebut.

Penyelidik dari Korsel dan Amerika Serikat (AS), termasuk tim dari Boeing, telah melakukan pencarian di lokasi kecelakaan. Black box dari Jeju Air yang mengalami kerusakan pada FDR akan dikirim ke AS.

“Perekam data penerbangan yang rusak dianggap tidak dapat dipulihkan untuk ekstraksi data di dalam negeri,” kata wakil Menteri Penerbangan Sipil Korea Selatan, Joo Jong-wan, seperti dilansir AFP, Rabu (1/1/2025).

“Disepakati hari ini untuk membawanya ke Amerika Serikat untuk dianalisis bekerja sama dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS,” sambungnya.

Menurut Joo, kedua kotak hitam pesawat telah disita dan data awal dari perekam suara kokpit telah berhasil diekstraksi.

“Berdasarkan data awal ini, kami berencana untuk mulai mengubahnya menjadi format audio,” katanya, yang berarti para penyelidik akan dapat mendengar komunikasi terakhir pilot.

Kotak hitam kedua, yang mengandung perekam data penerbangan, memiliki konektor yang hilang. Para ahli sedang melakukan analisis untuk mengekstrak datanya.