RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin (6/1) namun akan tetap menjabat hingga Partai Liberal yang berkuasa saat ini memilih penggantinya.

Trudeau, yang memimpin sejak 2015, merasakan tekanan dari anggota parlemen Liberal untuk mengundurkan diri karena jajak pendapat menunjukkan partai tersebut mungkin akan kalah pada pemilihan berikutnya karena kontroversi yang melibatkannya.

“Saya ingin mengundurkan diri sebagai pemimpin partai, sebagai perdana menteri, setelah partai memilih pemimpin berikutnya,” katanya, melansir AFP.

Parlemen akan ditangguhkan hingga 24 Maret, sehingga pemilihan umum tidak akan diadakan sebelum bulan Mei.

Meskipun demikian, Trudeau akan tetap menjabat selama Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mulai menjabat pada 20 Januari. Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan tarif yang berpotensi merugikan ekonomi Kanada.

“Negara ini layak mendapatkan pilihan yang nyata dalam pemilihan umum berikutnya, dan menjadi jelas bagi saya bahwa jika saya harus berjuang dalam pertempuran internal, saya tidak bisa menjadi pilihan terbaik dalam pemilihan tersebut,” kata Trudeau.

Pada usianya yang saat ini 53 tahun, Trudeau menjadi salah satu perdana menteri Kanada dengan masa jabatan terpanjang setelah memenangkan pemilihan ulang dua kali sejak November 2015.

Meski begitu, popularitas Trudeau menurun dalam dua tahun terakhir, terutama akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap kenaikan harga barang dan kebijakan lainnya.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa Partai Liberal berpotensi kalah telak dari Partai Konservatif dalam pemilihan yang dijadwalkan pada akhir Oktober, terlepas dari siapa yang menjadi pemimpinnya.

Partai oposisi berencana untuk menjatuhkan pemerintahan saat ini secepat mungkin setelah parlemen kembali bersidang pada 27 Januari, kemungkinan terjadi pada akhir Maret.

Namun apabila parlemen tidak bersidang kembali hingga 24 Maret, maka paling cepat mosi tidak percaya dapat diajukan pada bulan Mei.

Trudeau menyatakan telah meminta Gubernur Jenderal Kanada, perwakilan Raja Charles di negara tersebut, untuk menunda sidang parlemen dan permintaannya telah disetujui.

Baru-baru ini, Trudeau berhasil mengatasi kekhawatiran anggota parlemen Partai Liberal terkait hasil buruk dalam jajak pendapat dan kehilangan kursi aman dalam dua pemilihan khusus tahun lalu.

Namun, desakan agar Trudeau mengundurkan diri telah meningkat sejak bulan lalu ketika ia mencoba untuk menggulingkan Menteri Keuangan Chrystia Freeland, salah satu sekutunya di kabinet, setelah ia menolak usulannya untuk melakukan pengeluaran lebih banyak.

Sebagai gantinya, Freeland mengundurkan diri dan menulis surat yang menuduh Trudeau melakukan ‘tipu daya politik’ daripada memperhatikan kebaikan negara.

“Menyingkirkan saya dari persamaan sebagai pemimpin yang akan bertarung dalam pemilihan berikutnya untuk Partai Liberal juga akan mengurangi tingkat polarisasi yang kita lihat saat ini di DPR dan dalam politik Kanada,” jelas Trudeau.