“Nah, di Sulsel sekarang tidak ada daerah yang menggratiskan perlengkapan sekolah. Jadi, kalau dibilang meniru, ya meniru daerah mana? Program NH-Aziz malah inovatif dan berani mengingat calon lain mungkin tidak mampu sehingga tidak berani memprogramkan. Kalau NH-Aziz, ya pasti bisa direalisasikan dengan kekuatan jaringan di level nasional,” ulas Natsir.

Program pendidikan NH-Aziz tidak berhenti pada tataran pendidikan dasar dan menengah, tapi juga pendidikan tinggi. Pasangan tegas, merakyat dan religius itu mencanangkan pemerataan pusat pendidikan tinggi di luar Makassar. Dengan begitu, pemuda di daerah tidak harus jauh-jauh datang ke Kota Daeng untuk berkuliah. Pasalnya, NH-Aziz bekerjasama dengan insan perguruan tinggi akan membuka kampus representif di daerah-daerah.

“Program ini juga adalah terobosan, tidak ada yang memprogramkan. NH-Aziz itu pemimpin visioner, solutif dan merakyat sehingga memprogramkannya karena kelak memang menjadi kebutuhan,” tutur dia.

Lebih jauh, Natsir menyebut soal standarisasi lapangan sepak bola bertaraf internasional di tiap kecamatan merupakan program yang tidak terlalu sulit. Toh, ditegaskan dia bukan stadion yang akan dibuat yang membutuhkan anggaran sangat besar. Hanya lapangan yang rata-rata tiap kecamatan sebenarnya sudah memiliki. Tinggal meningkatkan spesifikasinya bertaraf internasional dan itu bukanlah pekerjaan sulit.

“Kalau mau ditarik garis besarnya, program itu sejalan dengan program pemerintah melalui Kemenpora. Bahkan pemerintah mencanangkan satu desa satu lapangan olahraga. Nah, NH-Aziz itu berbasis kecamatan dan siap membantu pemerintah dengan meningkatkan spesifikasi bertaraf internasional,” pungkas dia. (*)

YouTube player