Gus Fuad Plered Klarifikasi Soal Dugaan Menghina Guru Tua
RAKYAT NEWS, JAKARTA – Gus Fuad Plered meminta maaf atas kontroversi yang terjadi setelah ia menyebut usulan Guru Tua alias Habib Idrus bin Salim Aljufri sebagai calon pahlawan nasional dengan istilah monyet.
Permintaan maaf tersebut dilakukan setelah Pengurus Besar (PB) Alkhairaat di Kota Palu, Sulawesi Tengah, memerintahkan komisariat wilayah (komwil) dan komisariat daerah (komda) untuk melaporkan Gus Fuad Plered ke kepolisian.
“Merespons para kiai-kiai pendukung kajian tesis batalnya nasab Balawi dan pihak-pihak lain terkait yang memperkuat mempertanyakan pernyataan saya tentang pengusulan pahlawan nasional Guru Tua, Idrus bin Salim Al Jufri, di mana kiai-kiai mempertanyakan maksud pernyataan saya yang menyebut istilah monyet itu, saya perlu klarifikasi,” katanya melalui akun channel Youtube Gus Fuad Channel dikutip Republika.co.id, Jumat (28/3/2025).
Gus Fuad Plered menjelaskan bahwa ucapan kontroversialnya terkait dengan usulan Guru Tua sebagai pahlawan nasional yang selalu ditunda sejak tahun 2006 karena kurangnya bukti perjuangan fisik dan ketidakmemenuhi syarat kewarganegaraan, berdasarkan penelitian Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) M Alfan Alfian.
“Kemudian saya juga membaca berita, Menteri Sosial Gus Ipul menyatakan semangat pengangkatan pahlawan nasional kali ini adalah mikul dhuwur mendem jero, semangat merangkul, saya curiga walaupun tidak memenuhi syarat, baik dari sisi warga negara dan dokumen tertulis perjuangan fisik, akan tetapi akan diangkat sebagai pahlawan nasional,” ucap Gus Guad Plered.
Jika sampai hal itu terjadi, ia menganggap sangat berbahaya sekali bagi kewibawaan pemerintah. Menurut dia, jika sampai Guru Tua diangkat sebagai pahlawan nasional, walaupun tidak memenuhi syarat maka jelas tidak bisa dibenarkan.
“Dan saya menganggap upaya itu sebagai sebagai upaya akal-akalan seperti orang Yahudi di masa lalu yang diberitakan Al-Quran bahwa orang Yahudi mensiasati larangan Tuhan agar mereka tidak memburu ikan di hari Sabtu, lalu mereka menyiapkan perangkap di hari Sabtu dan memburunya di hari lainnya, akhirnya Tuhan mengatakan, jadilah kalian semua monyet yang hina,” kata Gus Guad Plered.
Gus Fuad Plered juga menegaskan bahwa istilah monyet yang ia gunakan tidak ditujukan kepada Guru Tua, melainkan pada orang-orang yang mencoba menyiasati aturan.
Dia menyesalkan upaya untuk menjadikan seseorang pahlawan nasional tanpa memenuhi syarat sebagaimana firman Allah yang ia kutip. Gus Fuad Plered menjelaskan bahwa tujuannya hanya untuk menjaga kewibawaan pemerintah dan nama pahlawan yang telah berjuang demi Indonesia.
“Walaupun kemudian, jika apa yang saya nyatakan itu dianggap menghina, kepada pihak-pihak yang terkait saya menyatakan memohon maaf, semata-mata apa yang saya nyatakan tentang usulan pahlawan nasional itu adalah untuk menjaga kewibawaan pemerintah dan dalam upaya menjaga kebesaran nama pahlawan yang telah berjuang kemerdekaan bangsa dan demi ketinggian martabat bangsa Indonesia,” ujar Gus Fuad Plered.
Dengan menyampaikan klarifikasi ini, Gus Fuad Plered mengajak masyarakat untuk mendukung pemerintah dalam menjalankan tugasnya dengan baik sesuai konstitusi, dan juga untuk tidak menambah beban pemerintah.
“Dan marilah kita tidak ikut-ikutan menambah beban pemerintah. Salam Pancasila, merdeka. wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” kata Gus Fuad Plered.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan