RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani mengklarifikasi bahwa bukan pihak LG Energy Solution yang mundur dari proyek investasi kendaraan listrik di Indonesia, melainkan pemerintah Indonesia yang membatalkan kerja sama tersebut.

Rosan menyebut pembatalan dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui surat tertanggal 31 Januari 2025, dengan alasan proses negosiasi yang berjalan terlalu lama, yaitu selama lima tahun.

“Tadi dikatakan bahwa dari sana memutus, sebetulnya untuk lebih tepatnya dari kami yang memutus,” ujar Roslan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (24/4), melansir CNN Indonesia.

Sebagai pengganti LG, pemerintah telah membuka jalan bagi perusahaan asal China, Huayou, untuk masuk ke proyek investasi kendaraan listrik. Huayou akan membentuk joint venture dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC), yang merupakan anak usaha dari MIND ID, PLN, Pertamina, dan ANTAM.

Menurut Rosan, nilai investasinya tidak mengalami perubahan, yakni tetap sebesar US$9,8 miliar. Ia menegaskan bahwa Huayou bukan pemain baru dan telah memiliki proyek besar di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

“Kalau ditanya kenapa Huayou? Ya mereka sudah berinvestasi sebelumnya bahkan jauh lebih besar,” jelasnya.

Sebelumnya, konsorsium LG Energy Solution bersama LG Chem, LX International Corp, dan sejumlah mitra lainnya mengumumkan pengunduran diri dari proyek Indonesia. Seorang pejabat LG menyatakan keputusan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan permintaan kendaraan listrik secara global dan perubahan lanskap industri EV.

“Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek,” ungkap pejabat LG Energy Solution seperti dilansir Yonhap, Minggu (20/4).

Meski begitu, pemerintah Indonesia optimistis kehadiran Huayou akan mempercepat hilirisasi industri baterai dan kendaraan listrik nasional, seiring dengan strategi besar menuju transisi energi. (*)