RAKYAT NEWS, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), angkat bicara mengenai insiden yang membuatnya marah ketika sekelompok orang meneriakkan “Yel-Yel Persikas” saat dirinya tengah menghadiri sebuah acara.

Kejadian itu terjadi di tengah momen haru, saat KDM berada di atas panggung bersama seorang ibu rumah tangga yang sedang menceritakan pengalaman hidupnya yang penuh perjuangan, namun tetap mampu membesarkan anak-anaknya dengan baik.

Tiba-tiba, suasana menjadi tegang ketika sekelompok orang menyuarakan dukungan terhadap klub sepak bola Persikas melalui teriakan yel-yel.

Alih-alih menyalurkan aspirasi dengan tepat, aksi tersebut justru dianggap KDM sebagai tindakan yang tidak pada tempatnya dan memicu teguran keras darinya.

Melalui video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, KDM menjelaskan alasan di balik kemarahannya. Ia menyebut bahwa tindakan mereka menunjukkan kurangnya adab dalam bersikap.

“Tentunya sikap ini, adalah sikap yang tidak beradab menempatkan sebuah masalah tidak pada tempatnya,” dikutip video intragram pribadinya.

Ia menilai bahwa orang-orang tersebut telah kehilangan empati terhadap penderitaan warga yang tengah berbagi kisah hidup di hadapan mereka, dan lebih mengedepankan ego pribadi.

“Membela Klubnya, tapi mengabaikan fakta derita dihadapi warga yang di hadapan matanya,” tuturnya.

Dedi Mulyadi menyadari bahwa kemarahannya tersebut berpotensi menimbulkan berbagai penilaian dari publik.

Namun, ia menekankan bahwa peristiwa ini sebaiknya dijadikan pelajaran berharga bagi semua pihak agar lebih bijak dalam menyuarakan aspirasi.

“Terntunya, kemarahan saya akan di framing menjadi pemimpin yang emosional dan di bawa kemana-mana,” pungkasnya.

Meski demikian, ia mengaku tidak terlalu memikirkan persepsi negatif yang mungkin timbul akibat kemarahannya tersebut. Baginya, kepentingan rakyat jauh lebih utama daripada sekadar citra pribadi.