RAKYAT NEWS, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menduga adanya kekuatan politik yang menjadi alasan di balik protes anak-anak muda yang membentangkan spanduk penolakan penjualan Persikas Subang, yang membuatnya marah besar.

Hal ini disampaikan melalui media sosial pribadinya yang diunggah pada Jumat (30/5/2025).

Dedi menyesalkan bahwa sebagian peserta protes yang membawa spanduk penolakan penjualan Persikas Subang adalah anak-anak yang masih duduk di bangku SMP.

Ia juga menyebut bahwa anak-anak muda tersebut datang dari berbagai daerah dengan jarak yang cukup jauh, seperti satu desa, satu kecamatan, atau bahkan kecamatan berbeda di Kabupaten Subang.

“Sehingga mereka terkoordinasi dengan baik, membentangkan spanduk yang direncanakan dengan baik, dan di antara mereka ada yang masih berstatus SMP,” kata Dedi.

“Ini yang saya sesalkan, kenapa saya sesalkan? Karena kekuatan politik di balik ini adalah kekuatan politik yang menggunakan sepak bola sebagai bagian dari kekuatan politik.” tambahnya.

Ia mengingatkan bahwa politisi tidak boleh memanfaatkan sepak bola sebagai alat politik, apalagi melibatkan anak-anak yang masih remaja.

“Untuk itu, enggak boleh politisi praktis menggunakan sepak bola sebagai kekuatan politik, apalagi mempolitisi anak-anak kecil yang usianya masih remaja,” papar Dedi.

Dedi juga menduga sebagian dari anak-anak itu sempat minum sebelum aksi tersebut berlangsung. Ia menyesalkan hal ini dan berharap para politisi yang bermain di wilayah tersebut segera menghentikan cara-cara berpolitik buruk dengan memanfaatkan anak-anak remaja sebagai alat ekspresi kekecewaan.

“Selain itu juga, saya menduga, mereka sebagian ada yang minum dulu. Nah ini yang saya sesalkan. Semoga, mereka, para politisi, yang main-main di wilayah ini, hentikanlah cara-cara berpolitik buruk dengan menggunakan anak-anak remaja untuk mengekspresikan kekecewaan dirinya,” katanya.