Indonesia, negeri dengan lebih dari 200 juta pengguna internet, menjelma ladang subur bagi industri gim daring. Tahun 2025 ini, setidaknya ada sepuluh nama yang bersaing sengit di hati para pemain. Kami merangkumnya dalam daftar berikut, disusun berdasarkan popularitas, komunitas aktif, dan pengaruh budaya yang ditimbulkan. Anda dapat main game online melalui Platofrm seperti Android, IOS atau situs hongkong pools. Berikut adalah 10 game terpopular :

  1. Mobile Legends: Bang Bang

Di pusat perbelanjaan, di halte, hingga dalam kelas daring, suara “Legendary!” dari ponsel anak-anak muda nyaring terdengar. Mobile Legends ibarat sepak bola digital: merakyat, kompetitif, dan penuh emosi. Liga e-sports nasionalnya, MPL, menjangkau jutaan penonton, dan membuat nama-nama seperti ONIC dan RRQ setenar pesepak bola profesional.

  1. Free Fire MAX

Game yang semula dipandang sebelah mata karena kualitas grafisnya, kini menjelma medan pertempuran yang tak bisa dihindari. Dengan versi MAX, Garena menyajikan tampilan visual lebih apik tanpa mengorbankan performa. Di kalangan pemain muda, terutama di luar Jawa, Free Fire tetap menjadi panggung heroik yang bisa dinikmati siapa saja.

  1. PUBG Mobile

Di game ini, kemenangan bukan sekadar skor—tetapi bertahan hidup. Dengan konsep “last man standing”, PUBG Mobile tetap dicintai oleh kalangan kompetitif. Di kampus-kampus, turnamen semi-resmi kerap digelar, dan kata “chicken dinner” menjadi simbol kejayaan yang diperebutkan saban malam.

  1. Genshin Impact

Narasi mitologi, musik orkestra, dan lanskap dunia fantasi menjadikan Genshin Impact sebagai pelarian emosional bagi pemain yang jenuh akan kekerasan digital. Dengan sistem gacha yang kontroversial, namun tetap memikat, game ini membuktikan bahwa cerita dan estetika bisa menjelma candu.

  1. Roblox

Lebih dari sekadar game, Roblox adalah platform cipta-main. Di dalamnya, anak-anak Indonesia membangun dunia sekolah, rumah hantu, hingga simulasi kerja kantoran. Tak sedikit yang meraup penghasilan dari kreasi digitalnya. Ini bukan sekadar bermain—melainkan ekonomi kreatif generasi Alpha.

  1. Valorant

Membawa semangat Counter-Strike, namun dengan gaya visual futuristik dan karakter unik, Valorant menemukan ceruk pasar di Indonesia. Warnet-warnet modern kembali hidup oleh denting keyboard dan teriakan “plant the spike!” yang menggema hingga dini hari. Di kalangan milenial akhir dan Gen Z, ini adalah arena taktis yang memicu adrenalin.

  1. Call of Duty: Mobile

Jika Valorant adalah permainan catur bersenjata, COD: Mobile adalah balap lari dengan senjata berat. Pertempuran cepat, respons instan, dan visual mumpuni menjadikannya pilihan utama bagi yang tak sabar menunggu giliran. Di kota-kota besar, COD: Mobile bertahan sebagai simbol gamer kelas menengah.

  1. League of Legends: Wild Rift

MOBA klasik ini akhirnya mendapat versi mobile yang layak. Meski sempat tertatih oleh dominasi MLBB, Wild Rift perlahan membangun komunitas setia. Kompetisi internasionalnya pun mulai merangkul pemain Indonesia, menjadikan game ini sebagai pilihan elite di ranah kompetitif.

  1. Mahjong Ways 2

Di antara deretan game penuh ledakan dan animasi cepat, Mahjong Ways 2 yang dapat di mainkan di Gempawin menampilkan pendekatan yang tenang namun menggoda. Game slot bertema budaya Tiongkok klasik ini justru menarik perhatian komunitas pemain Indonesia yang tertarik pada visual elegan dan potensi kemenangan besar. Dirilis oleh PG Soft, Mahjong Ways 2 menggabungkan estetika ubin Mahjong dengan mekanisme slot modern seperti cascading reels dan pengganda progresif. Bagi sebagian pemain, ini bukan sekadar permainan keberuntungan—melainkan meditasi digital, di mana tiap ubin yang jatuh membawa harapan akan rezeki berikutnya. Popularitasnya terus tumbuh di kanal streaming lokal, terutama karena tampilannya yang “sopan” dan cocok untuk sesi bermain singkat di sela kesibukan.

  1. Clair Obscur: Expedition 33

Berbeda dari sembilan lainnya, Expedition 33 bukan multiplayer, melainkan RPG naratif berbasis giliran. Tapi kisah menyentuh tentang Lune dan ekspedisinya menghentikan sosok Paintress yang “menghapus manusia” setiap tahun berhasil menyita atensi gamer Indonesia. Narasinya yang gelap, visual ala lukisan barok, serta sistem pertarungan yang eksperimental membuatnya disebut sebagai “Final Fantasy dengan jiwa seni Prancis”. Game ini adalah kandidat terkuat untuk mendapatkan award GOTY.