Sebagian coretan berasal dari kelompok yang diduga terkait dengan jaringan narkotika atau kekerasan jalanan atau simpul hitam lainnya yang merasa terganggu dengan kinerja kepolisian/TNI lalu mengharap timbulnya huru-hara.

Selain rencana aksi publik kontrak anarkisme, gabungan organisasi sipil ini merencanakan aksi bersih-bersih sebagai bentuk perlawanan terhadap provokasi. Kegiatan tersebut dijadwalkan digelar pada akhir pekan ini, dengan melibatkan masyarakat sekitar serta relawan dari berbagai komunitas pemuda.

“Kami ingin mengirim pesan kuat: bahwa masyarakat tidak tinggal diam melihat kotanya dirusak. Ini bukan sekadar coretan dinding, tapi bentuk provokasi yang bisa melahirkan konflik,” kata Zulkifli diamini tokoh pemuda yang akan terlibat dalam aksi besok (5 September 2025)

Dengan semangat kolaborasi, mereka mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk bersatu membersihkan lingkungan, menolak kekerasan, dan membangun kesadaran bersama akan pentingnya ketertiban sosial di kota Makassar. (Uki Ruknuddin)