Pemkot Makassar dan KALLA Bakal Bangun Jalur Alternatif Baruga–Leimena
Jalur tersebut dirancang dengan lebar sekitar 30 meter. Selain sebagai akses lalu lintas, jalan baru juga akan dikembangkan sebagai kawasan penunjang ekonomi masyarakat. Nantinya, di sepanjang jalur yang dikerjakan pada akhir 2025 ini, akan dibangun sentra kuliner dan pasar wisata di tepian sungai.
Lebih jauh, jalur alternatif ini diproyeksikan dapat tembus hingga ke kawasan BTP dengan panjang sekitar 5 kilometer. Dengan adanya pembebasan lahan di sejumlah titik strategis, jalur ini diharapkan mampu mengurai kepadatan arus kendaraan sekaligus membuka ruang pertumbuhan ekonomi warga sekitar.
Munafri mengungkapkan, komunikasi dengan berbagai pihak sudah dilakukan dan menunjukkan optimisme pembangunan jalur baru bisa segera direalisasikan. “Tim yang sudah dibentuk juga mulai memetakan pekerjaan awal,” tuturnya.
Ia menambahkan, aspek teknis pembangunan, termasuk proses pembebasan lahan, akan berbeda penanganannya antara pemerintah dan pihak swasta.
“Kalau swasta menghitung kebebasan itu tidak serumit kami. Tapi kalau pemerintah, dalam proses pembebasan kita akan memaksimalkan apa yang bisa dilakukan,” jelasnya.
Selain mengurai kemacetan, jalur baru ini juga akan dipadukan dengan sistem penanggulangan banjir. “Sekaligus kita akan maksimalkan pembuatan alur-alur air untuk mengantisipasi genangan. Jadi manfaatnya ganda, mengurai kemacetan sekaligus menangani banjir,” ujarnya.
Munafri berharap seluruh pihak, termasuk kecamatan dan masyarakat, dapat aktif dilibatkan dalam proses sosialisasi. Ia juga menyoroti potensi persoalan pedagang yang kerap melebihi kapasitas area.
“Biasanya yang eksis itu hanya sekitar 30 pedagang, tapi yang mau itu bisa sampai 200. Ini yang harus ditata sejak awal,” katanya.
Menurut Munafri, pengalaman sebelumnya menunjukkan butuh waktu sekitar enam bulan untuk mengubah kebiasaan pedagang dari pasar tradisional ke pasar modern.
“Tapi kalau sudah masuk pasar modern, semuanya harus tertata rapi. Sebenarnya ini kesempatan bagi mereka untuk beradaptasi, meningkatkan kualitas, dan tentu lebih tertib,” pungkasnya.
MASALAH KEMACETAN DI KOTA MAKASSAR
Masalah macet tentunya menjadi hal serius yang tengah terjadi saat ini di Kota Makassar. Salah satu penyebab kemacetan adalah penggunaan kendaraan pribadi lebih banyak dibandingan tranportasi publik yang digunakan masyarakat dalam menopang mobilitasnya sehari-hari.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan