“Ini adalah transformasi besar-besaran untuk mewujudkan pertanian yang sehat dan berkeadilan. Hasilnya sudah dirasakan, petani semakin sejahtera, nilai tukar petani (NTP) naik menjadi 123,57 persen. Bahkan laporan dari daerah menyebut petani kini lebih bahagia,” ungkap Amran.

Ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga keadilan ekonomi bagi petani dengan menindak tegas mafia pangan.

“Tindak tegas. Kita tidak boleh kompromi terhadap praktik curang yang merugikan petani,” tegasnya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jika potensi produksi beras Indonesia periode Januari–Oktober 2025 mencapai hingga 31,04 juta ton.

Angka ini sejalan dengan proyeksi Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang memprediksi produksi beras Indonesia musim tanam 2024/2025 akan mencapai 34,6 juta ton, tertinggi di ASEAN, melampaui Thailand dan Vietnam.

Bahkan, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memperkirakan produksi beras Indonesia akan menembus 35,6 juta ton pada tahun 2025, menjadikan Indonesia sebagai produsen beras dengan kenaikan produksi tertinggi kedua di dunia setelah Brasil. (*)