RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Unhas) berupaya mendorong Bank Unhas sebagai bank pendidikan yang berperan mendukung kebutuhan mahasiswa hingga pengembangan usaha kecil di Sulawesi Selatan.

Keberadaan Bank Unhas diharapkan mampu memperkuat ekosistem pendidikan, riset, dan kewirausahaan di lingkup kampus maupun masyarakat luas.

Direktur Utama Bank Unhas, Henry Kisinger Seppataw, menegaskan bahwa bank yang dimiliki Unhas ini akan diarahkan menjadi bank pendidikan.

“Bank Unhas ini akan dijadikan bank pendidikan, di mana akan mendukung para mahasiswa yang akan melanjutkan jenjang pendidikannya, S1, S2 hingga S3,” ujar Henry kepada Rakyat.News di Kampus Unhas Tamalanrea, Kota Makassar, Minggu (14/9/2025).

Menurutnya, Bank Unhas akan membuka ruang kolaborasi dengan berbagai unit usaha di lingkungan Unhas untuk memperkuat pengembangan pendidikan dan ekonomi.

“Kita mendukung program pendidikan melalui kolaborasi dengan unit usaha yang ada di Unhas, artinya kita sama-sama membangun, sehingga kami dari Bank Unhas siap berkolaborasi dengan unit-unit usaha yang ada di Unhas ini,” jelas Henry.

Tidak hanya berfokus di internal kampus, Bank Unhas juga berkomitmen mendukung pengusaha kecil di Sulawesi Selatan, khususnya di Makassar. Sebagai Bank Perekonomian Rakyat (BPR), kehadiran Bank Unhas disebut menjadi bagian penting dalam pengembangan usaha lokal.

“Selain kantor pusat yang ada di Makassar ini, kita juga ada kantor cabang di Malili, dan itu sudah berjalan beberapa tahun,” ungkap Henry.

Saat ini Bank Unhas tengah menunggu izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Henry berharap ekspansi layanan dapat segera dilakukan baik untuk internal maupun eksternal Unhas.

“Keberadaan Bank Unhas ini bukan merupakan suatu ancaman bagi bank-bank lain, bagaimanapun juga kita ini baru. Justru kita mau bagaimana bekerja sama dengan bank-bank umum, apalagi kita BPR masih terbatas dari segi teknologi, jadi bagaimana pun suatu saat kami akan bekerja sama,” terangnya.

Sebagai bentuk kolaborasi, Bank Unhas telah menandatangani kerja sama dengan Bank Mandiri yang akan menjadi bank induk. Kerja sama ini memungkinkan Bank Unhas memanfaatkan teknologi layanan perbankan digital milik Bank Mandiri, seperti e-money, ATM, hingga mobile banking.

Henry menyebutkan bahwa modal Bank Unhas saat ini telah mencapai Rp16 miliar, dengan tambahan suntikan modal sebesar Rp10 miliar. Jika dihitung bersama biaya akuisisi Bank Sejahtera Malili, total investasi yang telah dikeluarkan Unhas mencapai kurang lebih Rp20 miliar.

Sementara itu, Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, menekankan bahwa Bank Unhas juga memiliki fungsi akademik sebagai laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

“Bank Unhas itu sebenarnya pertama berskala laboratorium, kita anggap ini adalah laboratorium Fakultas Ekonomi, supaya anak-anak kita Fakultas Ekonomi dan Bisnis juga ada tempat untuk exercise memahami proses banking dan lain-lain,” jelas Jamaluddin.

Ia menambahkan, keberadaan Bank Unhas akan mendukung iklim inovasi dan pengembangan start-up di Unhas sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH).

“Unhas sebagai PTN-BH mengembangkan berbagai macam inovasi start-up, dan itu memerlukan ekosistem yang bisa mensupport atau mempercepat start-up yang kita bangun bersama. Mahasiswa nanti lebih mudah menggunakan Bank Unhas ini untuk membangun sektor-sektor kecil dan menengah,” tegasnya.

Dengan langkah ini, Unhas berharap Bank Unhas tidak hanya menjadi institusi keuangan, tetapi juga motor penggerak inovasi, pendidikan, dan pengembangan ekonomi masyarakat di Sulawesi Selatan. (Farez)