RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Upaya meningkatkan mutu layanan kesehatan di Kota Makassar kembali mendapat dorongan besar dengan dimulainya pembangunan gedung baru RS Islam Faisal.

Prosesi peletakan batu pertama atau groundbreaking berlangsung di Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Senin (22/9/2029), menandai langkah transformasi fasilitas kesehatan yang telah melayani masyarakat selama lebih dari empat dekade.

Peletakan batu pertama ini dihadiri Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Muhammad Jusuf Kalla (JK), jajaran PT Kalla Group, Kepala SKPD Makassar dan Sulsel, serta sejumlah tokoh kesehatan hingga Pendidikan.

Gedung baru setinggi tujuh lantai ini dirancang sebagai pusat layanan medis modern dengan dukungan teknologi digital dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia.

Direktur RS Faisal Makassar, dr Salwa Mochtar, MARS, menegaskan pembangunan ini bukan sekadar pengembangan sarana, tetapi jawaban atas tantangan zaman.

“Transformasi ini bukan hanya fisik, tetapi juga berbasis kompetensi dan digitalisasi agar RS Faisal semakin mampu memberikan akselerasi layanan kesehatan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasien,” ujarnya.

Wali Kota Munafri menyambut baik langkah pengembangan tersebut. Menurutnya, hadirnya gedung baru RS Islam Faisal akan memperkuat sinergi pemerintah dan swasta dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Makassar.

“Pembangunan ini bukan hanya menambah bangunan fisik, tetapi membentuk dan memperkuat kualitas pelayanan kesehatan kota ini. Pemerintah akan mendukung penuh, baik dalam perizinan maupun prosedur administrasi,” kata Munafri.

Ia menambahkan, RS Islam Faisal memiliki posisi strategis sebagai alternatif pusat rujukan kesehatan di Kawasan Indonesia Timur. Kehadiran gedung baru diharapkan menambah ketersediaan tenaga medis, membuka lapangan kerja, dan mendorong perputaran ekonomi masyarakat sekitar.

“Kami berharap pembangunan dapat selesai sesuai target waktu dan segera memberi manfaat besar bagi masyarakat,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, JK yang juga salah satu pendiri RS Islam Faisal menekankan pentingnya manajemen modern dalam pengelolaan rumah sakit.

“Dulu rumah sakit ini lahir dari semangat sosial melalui program Sehat Ulama. Kini, layanan kesehatan harus dikelola dengan manajemen bisnis yang kuat agar bisa bersaing. Tidak mungkin lagi kita mengandalkan cara-cara lama,” tegasnya.

JK mencontohkan kemajuan Singapura dan Malaysia yang menjadi tujuan wisata medis karena sistem manajemen dan fasilitas modern.

“Kita harus menyiapkan rumah sakit dengan standar layanan layaknya hotel dan manajemen penerbangan terbaik agar pasien tidak perlu lagi berobat ke luar negeri,” tambahnya.

SEJARAH SINGKAT RS ISLAM FAISAL

Pada 03 Maret 1975 “Yayasan Rumah Sakit Islam Ujung Pandang” didirikan oleh lima tokoh, antara lain: Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, H. Fadeli Luran, Dr.H.M.Nazaruddin Anwar, H.Achmad Salema Tambo, H.Muhammad Daeng Patompo.

Pembangunan RS Faisal dipelopori dari aspirasi masyarakat  muslim di Makassar untuk memiliki rumah sakit yang didasari nilai-nilai syariat islam.

Tahun 1978, Yayasan mendapatkan tanah wakaf dari Kerajaan Arab Saudi dan dilakukan peletakan batu pertama pembangunan RSI Ujung Pandang pada 1 Mei 1978 oleh Duta Besar Arab Saudi Syekh Bakr Abbas Khomais.

Pada 24 September 1980, RSI Faisal diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI, DR. Suwarjo Surjaningrat. Nama “Faisal” sebagai simbol pengakuan dan ikatan kuat dengan Kerajaan Arab Saudi. (*)

Berdiri di atas lahan wakaf seluas 44.632 meter persegi, rumah sakit ini terus berbenah, termasuk pembangunan gedung delapan lantai sebelumnya.

Kini, RS Islam Faisal yang berganti nama menjadi RS Faisal berada di bawah kerja sama dengan PT Kalla Group untuk memperkuat layanan kesehatan yang profesional, modern, dan berdaya saing internasional.

Pembangunan gedung baru ini diharapkan menjadi momentum penting bagi RS Faisal untuk bertransformasi menjadi rumah sakit rujukan modern di Kawasan Timur Indonesia, menghadirkan layanan kesehatan yang tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga mampu bersaing di tingkat regional. (Farez)