Koordinator I JamDatun Kejagung, Ferry Tas Tinjau Langsung Pelaksanaan Program Permakanan di Pasuruan
RAKYAT NEWS, JAWA TIMUR — Melanjutkan kegiatan resmi sehari sebelumnya yang menegaskan pentingnya integritas dan kolaborasi sebagai kunci keberhasilan Program Permakanan, Koordinator I Jamdatun Kejaksaan Agung Republik Indonesia, H. Ferry Taslim, S.H., M.Hum., M.Si., Dt. Toembidjo, kembali turun langsung ke lapangan untuk meninjau pelaksanaan program tersebut bersama Tim Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Sabtu (18/10/2025).
Kunjungan ini menjadi bagian penting dari langkah nyata dalam memastikan akuntabilitas dan efektivitas program sosial strategis pemerintah, sekaligus memperkuat sinergi antara lembaga penegak hukum, kementerian teknis, dan masyarakat penggerak di tingkat akar rumput.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua PIC Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, Ardiyansyah Djama dan Lala Malahayati Hasan, beserta tim dari pusat yang didampingi oleh Camat, aparat desa setempat, serta para pendamping Pokmas. Kehadiran mereka disambut dengan penuh antusias oleh kelompok masyarakat pengelola program (Pokmas) yang merasa tersentuh dan tercerahkan atas kunjungan evaluasi dan monitoring langsung (emonitoring dan evaluasi) dari pusat ini.
Para pengelola menyampaikan rasa terima kasih karena dapat menyalurkan aspirasi dan kendala yang mereka hadapi secara terbuka di hadapan tim pusat. Adapun tiga lokasi yang menjadi titik kunjungan lapangan meliputi:
1. Pokmas Permakanan Lansia Kraton Berseri, Kecamatan Kraton
2. Pokmas Permakanan Lansia Harapan Bukit, Kecamatan Bugul Kidul
3. Pokmas Permakanan Lansia Duta Insan Sejahtera, Kecamatan Panggungrejo
Hasil kunjungan menyingkap sejumlah fakta yang menggugah nurani. Para lansia penerima manfaat memperoleh dua kali makan setiap hari dengan alokasi biaya Rp 32.000, sudah termasuk ongkos pengantaran. Dari jumlah tersebut, kurir hanya menerima Rp 2.000 per lansia, yang sudah mencakup bahan bakar dan perawatan kendaraan. Sementara itu, para pengelola Pokmas bekerja tanpa menerima gaji — semata-mata karena keikhlasan dan pengabdian sosial.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan