RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Prof KH Nasaruddin Umar, menyebut Dedikasi Gereja Katolik “Hati Yesus yang Maha Kudus” Katedral Makassar sebagai simbol nyata Indonesia yang hidup dalam keberagaman namun bersatu dalam kasih.

Hal tersebut diungkapkan Prof Nasaruddin saat menghadiri Perayaan Dedikasi dan Peresmian Gereja Katolik “Hati Yesus yang Maha Kudus” Katedral Makassar, Kamis (30/10/2025).

Ia menuturkan, bahwa Perayaan Dedikasi dan Peresmian Gereja Katedral Makassar ini menjadi momen bersejarah bagi umat Katolik di Sulawesi Selatan.

Acara tersebut ditandai dengan pemberkatan kembali Gereja Katedral Makassar oleh Nuncio Apostolik Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, didampingi Uskup Agung Makassar, Mgr. Fransiskus Nipa, serta Ketua KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC.

Hadir dalam kesempatan tersebut, sejumlah tokoh penting seperti Kakanwil Kemenag Sulsel H Ali Yafid, Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI, Forkopimda Sulsel, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Konjen Jepang untuk Makassar, serta para Uskup se-Indonesia.

Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin Umar menekankan bahwa momentum dedikasi ini menjadi wujud harmoni dan toleransi yang tumbuh subur di tanah air.

“Katedral ini bukan hanya rumah doa bagi umat Katolik, tetapi rumah persaudaraan bagi semua yang mencintai damai,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa dari Makassar, dunia dapat belajar tentang cara Indonesia merawat kebhinekaan dengan kasih dan semangat persaudaraan.

“Dari Makassar, dunia bisa belajar tentang harmoni yang kita rawat bersama,” sambung Menag.

Katedral Makassar sendiri merupakan salah satu gereja tertua di Indonesia Timur. Berdiri sejak tahun 1898, dan pertama kali diberkati pada 6 April 1900, kini Katedral ini menjadi pusat pelayanan bagi 49 Paroki, 7 Kuasi-Paroki, dan 548 Stasi yang tersebar di tiga provinsi dalam wilayah Keuskupan Agung Makassar.

Sementara itu, Kakanwil Kemenag Sulsel, H Ali Yafid dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi atas rampungnya proses dedikasi tersebut.

“Semoga senantiasa menjadi rumah kedamaian, sumber kasih, dan ruang persaudaraan bagi semua,” tuturnya.

Ali Yafid menilai bahwa Gereja Katedral memiliki makna strategis, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Sulawesi Selatan sebagai simbol harmoni dan keberagaman.

“Rumah ibadah apa pun agamanya adalah ruang untuk saling mengenal dan melayani,” katanya.

Ia pun menegaskan komitmen Kementerian Agama dalam memperkuat moderasi beragama dan membangun ruang-ruang dialog lintas iman.

“Kita ingin agar rumah ibadah tidak hanya ramai oleh doa, tapi juga menjadi tempat tumbuhnya kepedulian sosial dan kerja bersama untuk kemanusiaan,” ujarnya.

Dengan diresmikannya kembali Gereja Katedral Makassar, pemerintah berharap semangat toleransi dan kebersamaan terus tumbuh di tengah masyarakat. Dedikasi ini menandai babak baru perjalanan rohani dan sosial di Sulawesi Selatan, tanah yang merawat perbedaan dengan cinta dan menghormati keberagaman sebagai kekuatan bangsa. (*)

YouTube player