RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menunjuk Wakil Rektor Bidang SDM, Alumni, dan Sistem Informasi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Dr. Farida Patittingi, SH, M.Hum, sebagai Pelaksana Harian (Plh.) Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM).

Penunjukan ini dilakukan menyusul keputusan pengnonaktifan Rektor UNM, Prof. Dr. Karta Jayadi, yang tengah menghadapi proses disiplin ASN akibat dugaan kasus pelecehan terhadap seorang dosen perempuan yang juga berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Unhas, Ishaq Rahman, membenarkan penunjukan tersebut pada Selasa (4/11/2025) pagi.

“Wakil Rektor Bidang SDM, Alumni, dan Sistem Informasi Unhas, Prof. Dr. Farida Patittingi, SH, M.Hum, baru saja ditunjuk sebagai Pelaksana Harian (Plh.) Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM),” ujar Ishaq.

Ia menambahkan, keputusan tersebut diambil langsung oleh Menteri Dikti Saintek sebagai tindak lanjut atas penonaktifan Rektor UNM yang saat ini sedang menghadapi proses disiplin ASN.

“Keputusan ini diambil oleh Menteri Dikti Saintek sehubungan dengan keputusan pengnonaktifan Rektor UNM yang sedang menghadapi proses disiplin ASN,” jelas Ishaq.

Pihak Unhas menyampaikan dukungan penuh atas penunjukan tersebut.

“Kami mengucapkan dukungan dan selamat kepada Prof. Farida. Kiranya beliau dapat melaksanakan tugas dan amanah dengan penuh tanggung jawab,” tutup Ishaq.

Kasus Dugaan Pelecehan

Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof. Dr. Karta Jayadi, sebelumnya dilaporkan ke Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Itjen Kemendiktisaintek) atas dugaan pelecehan seksual terhadap seorang dosen perempuan, berinisial Q.

Dosen Q resmi melaporkan kasus tersebut pada Rabu (20/8/2025) lalu dengan dugaan tindakan berupa pengiriman video porno dan ajakan ke hotel.

Berdasarkan laporan terduga korban, dugaan pelecehan seksual itu berlangsung melalui pesan WhatsApp sejak tahun 2022 hingga 2024.

Prof Karta Jayadi sebelumnya juga telah membantah tuduhan tersebut, dan menyebut laporan itu muncul karena adanya pergantian jabatan di lingkungan kampus. (*)