Maros, Rakyat News – Imam Dusun Lempangan, Abdul Rasyid, memuji program keumatan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz). Di mata Rasyid, dari empat kandidat, hanya NH-Aziz yang paling peduli umat. Itu dibuktikan dengan program keumatan yang sangat komplet.

“Saya doakan pak Nurdin Halid menjadi gubernur. Program keumatannya paling bagus, semoga bisa diwujudkan,” kata Rasyid, saat sesi tanya jawab pada kampanye tatap muka dan dialogis di Desa Tanate, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Senin, 12 Maret.

Dalam kampanye terbatas itu, NH memaparkan visi misi dan programnya bersama Aziz Qahhar Mudzakkar bila terpilih memimpin Sulsel. Khusus program keumatan, NH menjelaskan ihwal rencana menaikkan insentif imam desa dan guru mengaji. Selain itu, pasangan nomor urut satu juga memprogramkan pembenahan rumah ibadah dan pembangunan Rumah Al-Quran.

Di depan NH, Rasyid mengeluhkan perhatian pemerintah yang kurang peduli terhadap imam desa maupun imam dusun. Selama ini, dia mendapat upah Rp200 ribu per bulan. Padahal, dia bertanggung jawab dalam mengawal moral dan iman masyarakat di kampung.

“Kerja kami juga selama 24 jam per hari tapi diupah Rp200 ribu,” ujar dia.

Merespons keluhan Imam Dusun Lempangan, NH menyatakan program kerjanya berjalan seimbang, untuk dunia dan akhirat. Karena itu pengembangan spiritual masyarakat turut jadi perhatian, melalui program Kampung Religius.

NH-Aziz menyatakan mereka mempersiapkan sejumlah program di bidang keagamaan. Salah satunya, mensejahterakan para imam desa yang tersebar diseluruh daerah. Mereka punya harapan besar agar imam desa menjadi perhatian pemerintah. Sebab, sangat jarang ditemukan orang yang ingin mengabdikan hidup untuk mengurus persoalan spiritual masyarakat.

“Kami amati imam desa di kampung gajinya Rp300 ribu per 3 bulan. Maka komitmen kami kalau NH-Aziz terpilih, gaji imam desa akan dinaikkan. Dari Rp100 ribu jadi Rp1 juta perbulan. Jadi beritahu imam desa di seluruh daerah, kami sudah hitung angkanya,” tutur NH.

Sebelumnya, Aziz telah memaparkan bahwa imam desa zaman sekarang sangat jauh bergeser jika dibandingkan masa dahulu. Dahulu, kata dia, walaupun para imam desa tidak mendapat gaji, kesejahteraannya sudah diperhatikan masyarakat setempat, punya rumah dan kebun sudah cukup.

“NH-Aziz ingin meningkatkan kesejahteraan para imam desa, sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian mereka yang bekerja mengurus ummat,” kata Aziz.

Terlebih tugas yang diemban Imam Desa cukup penting. Sebab mereka bukan hanya mengurus persoalan agama, melainkan persoalan duniawi juga menjadi perhatian imam desa. (**)